Tiga Tewas dan Polisi Terluka dalam Penembakan di Maryland

Tiga Tewas dan Polisi Terluka dalam Penembakan di Maryland

Global | republika | Jum'at, 10 Juni 2022 - 08:07
share

REPUBLIKA.CO.ID, SMITHSBURG -- Seorang pria melepaskan tembakan ke sebuah bisnis manufaktur di pedesaan barat Maryland pada Kamis (9/6/2022). Insiden ini menewaskan tiga orang dan melukai seorang polisi yang terlibat baku tembak dengan pelaku.

Kantor Sheriff Washington County mengatakan, tiga korban ditemukan tewas di Columbia Machine Inc di Smithsburg dan satu orang terluka parah. Tersangka kemudian melarikan diri dengan kendaraan dan dilacak oleh Polisi Negara Bagian Maryland.

Tersangka dan seorang polisi terluka dalam baku tembak. Gubernur Maryland Larry Hogan, mengatakan, pelaku melepaskan tembakan ke polisi sebelum satu petugas membalas tembakan dan melukai tersangka.

"Tersangka menembak dan menembak polisi negara bagian di bahu, yang kemudian membalas tembakan dan menembaknya," kata Hogan kepada wartawan.

Sheriff Carly Hose mengatakan, pihak berwenang tidak memiliki informasi apakah tersangka dan korban adalah karyawan perusahaan. Anggota keluarga pekerja di pabrik itu berkumpul di sebuah stasiun pemadam kebakaran di pusat kota Smithsburg pada Kamis malam, dan menunggu informasi tentang orang yang mereka cintai. Mereka menolak untuk berbicara dengan reporter.

Beberapa jam setelah penembakan, banyak petugas penegak hukum berada di tempat kejadian. Polisi telah menutup jalan yang melewati fasilitas Columbia Machine Inc, dan membatasi dengan pita kuning.

Smithsburg memiliki jumlah penduduk hampir 3.000 orang. Wilayah ini terletak di sebelah barat tempat peristirahatan presiden Camp David, dan sekitar 120 kilometer barat laut Baltimore.

Senator AS Chris Van Hollen, seorang Demokrat Maryland, menyesali bahwa insiden penembakan kembali terjadi di Amerika. Dia berjanji akan mengambil tindakan untuk memperketat aturan kepemilikan senjata api.

"Penembakan mengerikan hari ini terjadi ketika negara dan bangsa kita telah menyaksikan tragedi demi tragedi, dan itu harus dihentikan. Kita harus bertindak untuk mengatasi penembakan massal dan korban kekerasan senjata api di komunitas kita," ujar Van Hollen.

Seorang warga, David Creamer (69 tahun) mengatakan, dia menerima peringatan terkait penembakan itu sebelum jam 3 sore waktu setempat. Dia anggota sukarelawan pemadam kebakaran Smithburg dan telah tinggal di kota itu sejak 1988. Creamer mengatakan penembakan fatal terakhir yang dia ingat di Smithsburg terjadi sekitar satu dekade lalu.

"Kota ini mempunyai nilai kekeluargaan yang erat. Kami saling menjaga. Penembakan itu membuat saya merasa bahwa saya harus bisa melindungi keluarga dan tetangga saya. Dalam komunitas seperti ini, semua orang adalah tetangga Anda, kata Creamer.

Seorang pegawai rumah duka Ashley Vigrass (29 tahun), tinggal kurang dari satu kilometer dari tempat penembakan terjadi. Dia berada di rumah bersama dua anaknya, ketika tunangannya menelepon dan memberitahu tentang penembakan itu. Tunangan Vigrass mendesaknya agar tidak keluar rumah dan tetap menjaga anak-anaknya.

"Helikopter sudah berada di luar. Penembakan ini sangat disayangkan, Anda harus memastikan anak-anak aman untuk bermain bisbol di luar rumah," ujar Vigrass.

Topik Menarik