Menang Dukungan Voting Mosi Tak Percaya, PM Johnson Lolos Dari Lubang Jarum

Menang Dukungan Voting Mosi Tak Percaya, PM Johnson Lolos Dari Lubang Jarum

Global | rm.id | Selasa, 7 Juni 2022 - 10:17
share

Bagai lolos dari lubang jarum, Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson berhasil memenangkan voting mosi tak percaya dengan angka 59 persen, yang digelar di Majelis Rendah Parlemen Inggris, Senin (6/6) malam.

Ini berarti PM Johnson bakal aman tak dikutak-katik partainya, dalam setahun ke depan.

Sebab, sesuai aturan internal partai, tidak boleh lagi ada mosi tidak percaya dalam 12 bulan ke depan.

Dalam voting yang digelar secara tertutup ini, Johnson mendapatkan 211 suara dukungan dari anggota parlemen. Sebanyak148 lainnya, menentang.

Hasil ini cukup membikin PM Johnson sumringah.

"Ini adalah hasil yang sangat bagus dan meyakinkan. Ini adalahkesempatan untuk melupakan semua hal yang diberitakan media," ungkap PM Johnson, seperti dikutip CNN International , Senin (6/6).

Meski kemenangan dalam hasil voting mosi tak percaya itu tidak melengserkan PM Johnson dari kursi Perdana Menteri Inggris, otoritasnya diyakini bakal melemah. Seiring maraknya desakan untuk mundur.

BBC menyebut, kemenangan PM Johnson dalam voting ini lebih rendah dibanding dukungan yang diterima mantan PM Theresa May, dalam mosi tidak percaya pada 2018. Kala itu, May meraup 63 persen dukungan suara. Namun, enam bulan setelahnya, dia memutuskan mundur.

Sementara itu, Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer mengatakan,Partai Konservatifyang kini terpecah-pecah, terus berusaha mendukung pemerintahan PM Johnson, setelah diaselamat dari mosi tidak percaya.

Sedangkan Partai Demokrat Liberal Ed Davey menilai, reputasi PM Johnson kini benar-benar babak belur. Otoritasnya melemah. Sekalipun dia masih memegang tampuk kekuasaan.

Namun, Downing Street punya pandangan lain. Dia berpendapat, hasil ini memperbarui mandat Perdana Menteri. Pemerintah justru menjadi lebih fokus pada apa yang menjadi concern para pemilih.

Johnson, yang menjadi perdana menteri pada 2019, diberitahu bahwa dia akan menghadapi mosi tidak percayauntuk kepemimpinannya, di tengah acaraQueen\'s Platinum Jubilee, Minggu (5/6).

Mosi tidak percaya ini diluncurkan, setelahspekulasi tentang kepemimpinan PM Johnson selama berminggu-minggu. Sebanyak 15 persen anggota Partai Konservatif, mengajukan rencana voting mositidak percaya kepada Graham Brady, Ketua Komite 1922.

Dalam tubuh Partai Konservatif, Komite 1922 ini memiliki pengaruh yang luar biasa. Komite ini berhak memilih pemimpin baru, berdasarkan hasil voting.

Mayoritas anggota parlemen Tory mengkritisi kepemimpinan Johnson, terutama sejak skandal partygate, pesta yang digelar di Downing Street, di tengah aturan lockdown akibat Covid yang diterapkan Inggris.

Johnson didenda oleh polisi karena hadir dalam pesta, yang dihelat pada Juni 2020.

Denda itu membuat Johnson menjadi perdana menteri pertama Inggris, yang dikenai sanksi karena melanggar hukum.

Beberapa anggota parlemen Tory juga telah menyatakan ketidaksetujuan atas kenaikan pajak, tanggapan pemerintah terhadap kenaikan biaya hidup, dan arah kebijakannya.

Topik Menarik