Berlomba untuk Selamatkan Mahakarya Seni Prasejarah di Gua Bawah Laut

Berlomba untuk Selamatkan Mahakarya Seni Prasejarah di Gua Bawah Laut

Global | koran-jakarta.com | Sabtu, 4 Juni 2022 - 05:53
share

Untuk mencapai satu-satunya tempat di dunia di mana lukisan gua kehidupan laut prasejarah telah ditemukan, tidaklah mudah karena para arkeolog harus menyelam ke dasar Mediterania di lepas pantai selatan Prancis.

Kemudian mereka harus melewati terowongan alami sepanjang 137 meter hingga tiba di sebuah gua besar yang kini sebagian besar terendam air.

Tiga orang telah tewas saat mencoba menemukan lukisan purba ini ketika rumor menyebar tentang keberadaan sebuah gua Cosquer di barat daya Prancisini yang akan benar-benar mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan nenek moyang prasejarah kita. Kehidupan arkeolog Luc Vanrell pun berubah begitu dia mengunjungi gua ini sekitar 30 tahun lalu.

Namun gua-gua itu beserta mahakarya lukisan purbanya berada dalam bahaya besar akibat perubahan iklim dan polusi air dan plastik karena mengancam akan "menghapus" seni prasejarah yang diciptakan selama lebih dari 15 milenium itu.

Sejak naiknya permukaan laut sekitar 12 sentimeter secara tiba-tiba di gua tersebut pada 2011, Vanrell dan rekan-rekannya berpacu dengan waktu untuk merekam semua lukisan, apalagi setiap tahun air terus naik hingga beberapa milimeter lagi, menggerogoti sejumlah lukisan dan ukiran kuno.

Vanrell dan para arkeolog penyelam yang dipimpinnya harus bekerja lebih cepat dan lebih cepat untuk menjelajahi setiap sudut gua seluas 2.500 meter persegi agar bisa melestarikan jejak keajaiban neolitik sebelum hilang. Upaya pelestarian ini penting apalagi replika gua Cosquer yang hampir seukuran telah dibuka beberapa kilometer jauhnya di Marseille.

Reporter AFP sempat bergabung dengan tim penyelam awal tahun ini saat mereka berlomba untuk menyelesaikan pemetaan digital untuk rekonstruksi 3D dari gua tersebut.

Sekitar 600 marka, gambar, dan ukiran tentang beberapa kehidupan akuatik yang belum pernah terlihat dalam lukisan gua lainnya, telah ditemukan di dinding gua besar di bawah perairan biru Teluk Calanques yang menakjubkan di timur Marseille.

"Kami sempat berfantasi untuk membawa gua ke permukaan," kata penyelam Bertrand Chazaly, yang bertanggung jawab atas operasi untuk mendigitalkan gua ini. "Ketika rampung, gua Cosquer \'virtual\' kami yang cukup akurat hingga dalam ukuran milimeter, akan sangat diperlukan bagi para peneliti dan arkeolog yang tidak akan bisa masuk secara fisik ke dalamnya," imbuh dia.

Menurut para arkeolog bernama Michel Olive, gua itu berada sekitar 10 kilometer dari pantai ketika manusia purba menggambarinya. "Saat itu gua berada di tengah zaman es dan laut lebih rendah 135 meter dari sekarang," papar Olive.

Dinding gua menunjukkan dataran pantai yang penuh dengan satwa liar tak hanya kuda, rusa, bison, ibex, sapi auroch prasejarah, antelop saiga, tetapi juga anjing laut, penguin, ikan, dan kucing serta beruang. Terdapat 229 gambar yang dilukis di dinding mencakup 13 spesies hewan yang berbeda.

Tak hanya itu, manusia prasejarah neolitik juga meninggalkan jejak di dinding dengan 69 cetakan tangan merah atau hitam termasuk cetakan tangan anak-anak. Dan semua itu belum termasuk ratusan marka geometris dan delapan penggambaran seksual bagian tubuh pria dan perempuan, serta gambar-gambar yang mungkin telah terhapus karena terendam air.

Keragaman grafisnya menempatkan Cosquer di antara empat situs seni gua terbesar di dunia bersama Lascaux, Altamira di Spanyol, dan Chauvet yang juga berada di Prancis selatan.

Awal Penemuan

Gua bawah laut ini ditemukan oleh Henri Cosquer, seorang penyelam laut profesional yang menjalankan sekolah menyelam. Ia mengatakan bahwa telah menemukan gua itu secara kebetulan pada 1985, hanya 15 meter dari tebing batu kapur yang gundul.

Sedikit demi sedikit dia memberanikan diri untuk menjelajah lebih jauh dan lebih jauh ke dalam celah sepanjang 137 meter di tebing sampai suatu hari dia keluar melalui rongga yang dipotong oleh laut.

"Saya muncul di sebuah gua yang gelap gulita. Anda basah kuyup dan Anda keluar dari lumpur serta Anda menyelam. Butuh beberapa kali perjalanan untuk dapat mengitarinya," kata Cosquer.

"Pada awalnya, saya tidak melihat apa-apa dengan lampu saya dan kemudian saya menemukan cetakan tangan," kata penyelam itu.

Tapi rumor tentang adanya gua akuatik dengan lukisan prasejarah ini menarik penyelam lain dan tiga orang tewas di terowongan menuju gua. Karena tragedi itu, Cosquer lalu mengumumkan penemuannya pada 1991. Gua yang menyandang namanya sekarang ditutup oleh pagar dan hanya tim ilmuwan yang diperbolehkan masuk.

Ide membuat replika gua akuatik ini lalu dicetuskan untuk pertama kalinya. Tetapi baru pada 2016 pemerintah daerah memutuskan bahwa replika gua itu akan dibuat di sebuah bangunan modern yang telah direnovasi di Marseille di sebelah Mucem, museum peradaban Eropa dan Mediterania. AFP/I-1

Topik Menarik