Khawatir Nasib Etnis Uighur AS Curiga China Tipu Komisioner HAM PBB

Khawatir Nasib Etnis Uighur AS Curiga China Tipu Komisioner HAM PBB

Global | rm.id | Senin, 30 Mei 2022 - 07:29
share

Amerika Serikat (AS) tak yakin China jujur tentang kondisi di Xinjiang. Paman Sam curiga Beijing mengelabui tinjauan Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Michelle Bachelet ke kawasan tersebut, belum lama ini.

Bachelet mengunjungi Xinjiang selama enam hari, pada pekan lalu. Menteri Luar Negeri As Antony Blinken menuding Beijing melakukan berbagai cara untuk menghalangi penilaian independen tim Bachelet terhadap situasi di Xinjiang.

Kami tetap khawatir kunjungan Bachelet dan timnya bisa saja dimanipulasi. Terutama saat kunjungan ke Xinjiang, ujar Blinken dikutip AFP, kemarin.

Ditegaskannya, ASkhawatir dengan situasi HAM di Xinjiang. Terutama, mengenai kondisi warga Uighur yang masih hilang. sementara Bachelet menegaskan, kunjungannya 23-28 Mei lalu, bukan untuk penyidikan. Melainkan untuk mendorong Beijing agar adil dan tidak lagi mendiskriminasi etnis Uighur di Xinjiang.

Ini memberikan kesempatan bagi saya untuk lebih memahami situasi di China. kami juga berharap pihak berwenang di China untuk lebih memahami kekhawatiran kami. secara potensial, China perlu meninjau kembali kebijakan kontraterorisme yang dapat berdampak negatif pada hak asasi manusia, katanya dalam konferensi pers virtual pada Sabtu (28/5).

Sejumlah saksi mata dan kelompok HAM mengatakan, lebih dari satu juta orang etnis Uighur ditahan di kamp-kamp di Xinjiang yang bertujuan untuk menghancurkan budaya Islam Uighur dan secara paksa mengintegrasikan mereka ke dalam mayoritas etnis Han China.

Beijing membantah tuduhan itu. Beijing mengklaim, pihaknya menawarkan pelatihan untuk mengurangi daya pikat ekstremisme agama.

Kunjungan Bachelet tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Komisaris Tinggi HAM PBB, dalam 17 tahun terakhir. sebelum ke Xinjiang, Bachelet mengunjungi Guangzhou.

Kunjungan Bachelet dilaksanakan dengan manajemen lingkaran tertutup (closed loop) sesuai protokol kesehatan Covid-19. karena China masih menerapkan kebijakan nol Covid-19.

Karena itu, Bachelet tidak didampingi wartawan. kelompok HAM dan negara-negara Barat khawatir bahwa China akan menggunakan kunjungan Bachelet sebagai dukungan atas pelaksanaan HAM di negara tersebut.

China sejak awal membantah keberadaan kamp penahanan di Xinjiang. Namun pada 2018, Beijing mengakui telah mendirikan pusat pelatihan kejuruan yang diperlukan untuk mengendalikan terorisme, separatisme, dan radikalisme agama di wilayah tersebut.

Topik Menarik