Kasus UAS Semakin Memanas! Organisasi Islam Singapura Ikut Kritik, Sebut UAS Kurang Paham Nilai-nilai Islam

Kasus UAS Semakin Memanas! Organisasi Islam Singapura Ikut Kritik, Sebut UAS Kurang Paham Nilai-nilai Islam

Global | koran-jakarta.com | Jum'at, 27 Mei 2022 - 14:00
share

Sekelompok pemimpin agama Islam senior di Singapura pada Selasa (24/5) dikabarkan meminta umat Islam untuk menolak para pengkhotbah yang memiliki pandangan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan belas kasih Islam dan universal, seperti yang dikutip dari The Strait Times. Dalam unggahan Facebook, Rehabilitasi Keagamaan (RRG) mengapresiasi langkah Singapura menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS) lantaran kerap menyampaikan ajaran ekstremis dalam ceramahnya.

"Kami berdiri teguh dengan posisi Pemerintah Singapura bahwa pandangan yang memecah belah dan segregasi tidak memiliki tempat di negara ini," kata kelompok itu dalam sebuah unggahan Facebook.

Dalam unggahannya RRG turut menyampaikan rasa malu dan penyesalan atas ceramah UAS yang dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

"Kelompok Rehabilitasi Keagamaan menanggapi dengan rasa malu yang mendalam dan penyesalan yang mendalam kepada seorang rekan pengkhotbah yang tampaknya memiliki dan menyebarkan pandangan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan Islam dan universal yang diterima, belas kasih dan cinta tanpa syarat kepada orang lain," tambah RRG.

RRG sendiri merupakan kelompok yang menyatukan para cendekiawan dan guru Islam yang secara sukarela membantu dalam konseling keagamaan individu-individu yang teradikalisasi, termasuk para tahanan teror.

Dalam pernyataannya, RRG secara khusus membahas tiga poin tentang ajaran UAS dan mengklarifikasi bagaimana hal ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan universal yang diterima.

Satu, RRG menuturkan UAS menyarankan atau menyamakan antara perang kenabian dan bom bunuh diri.

"Ia menunjukkan kurangnya pemahaman tentang prinsip-prinsip perang dalam Islam," ujar RRG.

Kedua, dengan merendahkan tempat, cara atau alat ibadah orang lain, yang disebut RRG turut melanggar prinsip dasar hubungan antar agama dan dialog dalam Islam yang saling menghormati.

Ketiga, RRG mengimbau umat Islam harus menolak pengkhotbah seperti UAS atau orang lain dengan pandangan yang bertentangan dengan semangat syariah, atau hukum Islam, bahkan jika mereka berasal dari dalam kelompok mereka sendiri.

Menurut RRG hal ini karena umat Islam harus mendukung kebenaran dan menolak kepalsuan, tidak peduli dari siapa mereka berasal.

RRG juga menganggap kehidupan yang harmonis dan kohesif dalam masyarakat multi ras sebagai bagian penting dari hidup di Singapura dan menyerukan umat Islam di sini untuk menghargai dan menghargai perdamaian dan harmoni negara.

"Mari kita pertahankan stabilitas ini dan jangan biarkan pernyataan yang memecah belah menjadi kemunduran bagi pelestarian harmonis iman dan kemanusiaan yang kita semua perjuangkan," tambahnya.

Topik Menarik