Menyedihkan! Iran Bergelinang Air Mata, Kolonel `Pembela Tempat-tempat Suci` Resmi Dimakamkan setelah Sengaja Ditembak Mati

Menyedihkan! Iran Bergelinang Air Mata, Kolonel `Pembela Tempat-tempat Suci` Resmi Dimakamkan setelah Sengaja Ditembak Mati

Global | koran-jakarta.com | Kamis, 26 Mei 2022 - 07:15
share

Iran mengadakan prosesi pemakaman di pusat ibu kota Teheran pada hari Selasa (24/5) untuk Garda Revolusi Iran, Kolonel Hassan Sayad Khodai. Kolonel militer Iran itu meninggal setelah ditembak di siang hari bolong di depan rumahnya, oleh dua orang dengan sepeda motor. Akibatnya, komandan militer Iran bersumpah bersumpah akan membalas serangan yang menargetkan anggotanya tersebut.

Reuters menuturkan televisi pemerintah Iran menunjukkan kerumunan orang mengelilingi sebuah truk yang membawa peti mati Khodai, yang dibungkus dengan bendera Iran dan bertabur bunga.

"Tanggapan Iran terhadap ancaman atau tindakan apa pun akan keras. Tapi kami akan menentukan kapan dan bagaimana itu akan terjadi dan dalam keadaan apa. Kami pasti akan membalas dendam pada musuh kami," komandan Pengawal Revolusi Hossein Salami mengatakan kepada wartawan.

Iran kemudian menyalahkan serangan semacam itu terhadap Israel. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh mengatakan dukungan Amerika Serikat (AS) telah membuat Israel lebih berani.

"Tidak ada keraguan bahwa dukungan terbuka dan terselubung dari Amerika Serikat memainkan peran penting dalam meningkatkan keberanian rezim pendudukan (Israel)," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh kepada media pemerintah, seperti dikutip dari Reuters.

Secara terpisah, televisi pemerintah mengatakan Garda Nasional Iran telah menangkap anggota jaringan "preman" yang direkrut oleh intelijen Israel untuk melakukan sabotase dan serangan di Iran.

Media Israel mengatakan Khodai memimpin sebuah unit Pasukan Quds, sebuah pasukan luar negeri Pengawal Revolusi yang diklaimnya merencanakan serangan terhadap warga Israel di luar negeri.

Sementara Iran menyebut Khodai sebagai "pembela tempat-tempat suci". Sebutan ini mengacu pada personel militer atau penasihat yang menurut Iran berperang atas namanya untuk melindungi situs-situs Syiah di Irak atau Suriah dari kelompok-kelompok seperti Negara Islam.

Pasukan tersebut juga telah memainkan peran kunci dalam mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Reuters menuturkan pembunuhan Khodai terjadi pada saat ketidakpastian atas kebangkitan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia setelah berbulan-bulan pembicaraan terhenti.

Setidaknya enam ilmuwan dan akademisi Iran telah terbunuh atau diserang sejak 2010. Beberapa dari mereka diserang oleh penyerang yang mengendarai sepeda motor, dalam serangan yang diyakini menargetkan program nuklir Iran. Negara-negara Barat sendiri mengklaim pusat nuklir Iran ditujukan untuk memproduksi bom.

Iran menyangkal hal ini, mengatakan program tersebut memiliki tujuan damai, dan mengecam pembunuhan tersebut sebagai tindakan terorisme yang dilakukan oleh badan intelijen Barat dan Mossad. Israel telah menolak mengomentari tuduhan tersebut.

Topik Menarik