Waduh! PM Hun Sen "Disambit" Sepatu oleh Emigran Pensiunan Tentara Kamboja Saat Berada di Washington DC

Waduh! PM Hun Sen "Disambit" Sepatu oleh Emigran Pensiunan Tentara Kamboja Saat Berada di Washington DC

Global | koran-jakarta.com | Jum'at, 13 Mei 2022 - 14:23
share

WASHINGTON DC - Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, yang melakukan kunjungan pertamanya ke Washington DC, Amerika Serikat (AS) harus merasakan "perbedaan pendapat" yang telah ia gilas di negaranya setelah berkuasa selama 36 tahun pemerintahannya ketika seorang emigran dari Kamboja Tenggara melemparkan sepatu ke arahnya saat PM Hun Sen menyapa para pendukung di depan hotel tempat ia menginap.

Saat Hun Sen, 69 tahun, bersiap untuk bertemu dengan para pendukung pada malam pertemuan puncak para pemimpin AS-Asia Tenggara, seorang pensiunan tentara Kamboja melemparkan sepatu yang nyaris mengenai kepalanya.

Insiden ini terjadi di Hotel Willard Intercontinental pada Rabu (11/5) dan sempat terekam dalam video dan menjadi viral di media sosial (https://www.youtube.com/watch?v=mM95WnsM77Q).

"Saya merasa sangat lega dan tidur nyenyak, tidur lebih nyenyak setelah saya melemparkan sepatu ke arah kepala Hun Sen. Saya sudah berniat melakukan ini sejak lama karena saya ingin dia dipermalukan, tidak lebih dari itu, "kata Ouk Touch, pelaku pelemparan sepatu itu.

Ouk Touch mengatakan pengawal Hun Sen sempat melompat ke arahnya dan berusaha untuk memukulinya, tetapi pejabat keamanan AS turun tangan dan mendesaknya untuk meninggalkan tempat kejadian.

"Tindakan saya, itu hanya melempar sepatu ke Hun Sen, tetapi Hun Sen melemparkan granat ke orang Kamboja, pengunjuk rasa damai. Hun Sen adalah seorang diktator, dan dia telah membunuh banyak orang, termasuk kerabat saya," kata Touch, 72, mantan tentara Kamboja pada awal era \'70-an.

Pensiunan dan penduduk California itu mengacu pada serangan bersenjata terhadap mitra koalisi terpilih Hun Sen pada 1997, salah satu dari dua serangan kekerasan yang membantunya tetap berkuasa setelah gagal memenangkan pemilihan. Serangan pada 1997 itu menewaskan 16 orang dan melukai 150 orang, tetapi para pelakunya belum diadili.

Menanggapi insiden pelemparan sepatu itu, putra Hun Sen yang bernama Hun Manet, melalui media sosial Facebook menyatakan bahwa insiden itu sama sekali tidak dapat diterima serata menambahkan bahwa para ekstremis itu tidak boleh ditoleransi.

Pada Februari, aktivis oposisi Kamboja bernama Sam Sokha dibebaskan setelah menjalani hukuman penjara empat tahun karena melemparkan sepatunya ke poster Hun Sen dan membagikannya di media sosial. Dia termasuk di antara sejumlah aktivis yang dipenjara dalam tindakan keras terhadap penentang Hun Sen, media dan kelompok masyarakat sipil yang dimulai pada 2017.

Touch mengatakan dia berhasil masuk ke pertemuan itu dengan sekelompok pendukung Hun Sen yang sebagian besar terdiri dari pejabat Kamboja dan kerabat mereka, serta para pengusaha yang menangani proyek-proyek pemerintah.

Perjalanan Hun Sen ke Washington DC merupakan kunjungan pertamanya ke ibu kota AS, adalah sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean), sebuah blok sepuluh negara yang para pemimpinnya mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden AS, Joe Biden. RFA/I-1

Topik Menarik