Bukan Infeksi Covid-19, 107 Ribu Orang Amerika Meninggal Akibat Kecanduan Hal Ini Sepanjang Tahun Lalu

Bukan Infeksi Covid-19, 107 Ribu Orang Amerika Meninggal Akibat Kecanduan Hal Ini Sepanjang Tahun Lalu

Global | koran-jakarta.com | Jum'at, 13 Mei 2022 - 12:20
share

Lebih dari 100 ribu orang di Amerika Serikat (AS) dilaporkan tewas karena overdosis obat-obatan pada tahun lalu, seperti dilaporkan kantor berita AFP.

Data sementara yang dipublikasi oleh Pusat Statistik Kesehatan Nasional mencatat sebanyak 107.622 kematian sepanjang 2021. Jumlahnya pun meningkat 15 persen dari kematian akibat overdosis yang terjadi pada 2020. Kala itu sebanyak 93.655 orang dilaporkan meninggal karena overdosis obat-obatan.

Para ahli mengungkapkan overdosis menyerang orang-orang dengan gangguan penggunaan obat yang terpukul karena pandemi covid-19 mengganggu kehidupan mereka sehari-hari.

Pada periode yang sama, AFP melaporkan jumlah obat palsu, yang disita oleh pihak berwenang, termasuk yang mematikan dari Meksiko, juga mencatatkan rekor.

Meski naik, peningkatan jumlah kematian karena overdosis melambat. Tercatat, kematian akibat overdosis naik hingga 30 persen dari 2019 hingga 2020.

Adapun penyebab terbesar kematian karena overdosis terbanyak disebabkan oleh Fentanil, opioid sintetis yang dikembangkan untuk mengobati gejala nyeri kronis. AFP menuturkan obat tersebut bertanggung jawab atas 71.238 kematian.

Tak hanya itu, kematian karena overdosis juga banyak disebabkan oleh metamfetamin kristal, kokain dan opioid alami seperti heroin dan morfin.

"Tidak dapat diterima bahwa kita kehilangan nyawa karena overdosis setiap lima menit sepanjang waktu," kata Direktur Kebijakan Pengendalian Obat Nasional Kantor Gedung Putih Rahul Gupta dalam sebuah pernyataan yang dikutip AFP.

Sebelumnya, pada bulan lalu, pemerintahan Presiden Joe Biden mengumumkan strategi pengendalian narkoba nasional untuk mengatasi krisis yang berfokus pada kecanduan dan perdagangan.

Pasalnya, survei menunjukkan bahwa hanya 2,7 juta dari 41,1 juta orang AS yang membutuhkan pengobatan untuk gangguan penggunaan zat (SUD), yang pernah menerima perawatan di fasilitas spesialis tahun lalu. Angka ini hanya setara 6,5 persen dari jumlah total.

Pemerintah Biden juga berusaha untuk memperluas akses ke perawatan yang menyelamatkan jiwa seperti nalokson, strip tes obat dan program layanan jarum suntik.

Topik Menarik