Bukan Ukraina! Rusia Peringatkan Perang Nuklir Besar-besaran terhadap ALiansi Militer NATO, Ada Apa?

Bukan Ukraina! Rusia Peringatkan Perang Nuklir Besar-besaran terhadap ALiansi Militer NATO, Ada Apa?

Global | koran-jakarta.com | Jum'at, 13 Mei 2022 - 11:27
share

Rusia peringatkan Amerika Serikat (AS) dan NATO akan potensi perang nuklir apabila keduanya terus campur tangan dalam apa yang Moskow sebut sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.

Dmitry Medvedev yang merupakan Mantan presiden sekaligus salah satu sahabat terdekat Vladimir Putin, memperingatkan negara-negara Barat bahwa meningkatnya dukungan militer AS dan NATO terhadap Ukraina.

Medvedev juga menegaskan dukungan AS dan NATO akan memicu konflik nuklir besar-besaran antara Rusia dan aliansi militer NATO.

"Negara-negara NATO memasok senjata ke Ukraina, melatih pasukannya untuk menggunakan peralatan Barat, mengirim tentara bayaran, dan latihan negara-negara aliansi di dekat perbatasan kita meningkatkan kemungkinan konflik langsung dan terbuka antara NATO dan Rusia," kata Medvedev dalam sebuah posting Telegram, seperti dikutip Reuters .

"Konflik seperti itu selalu memiliki risiko berubah menjadi perang nuklir penuh. Ini akan menjadi skenario bencana bagi semua orang," tambahnya.

Asosiasi Kontrol Senjata yang berbasis di Washington, menuturkan Rusia dan AS sejauh ini merupakan dua negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia.

Rusia digadang-gadang memiliki sekitar 6.257 hulu ledak nuklir, sementara tiga kekuatan nuklir NATO, yakni Amerika Serikat, Inggris dan Prancis memiliki sekitar 6.065 hulu ledak gabungan.

Selain pasokan senjata NATO, dua negara tetangga Rusia, yakni Finlandia dan Swedia diperkirakan akan segera bergabung dengan NATO.

Bergabungnya Finlandia dan Swedia ke NATO kemungkinan akan membuat marah Rusia. Pasalnya, di wilayah Nordik yang lebih luas, Norwegia, Denmark dan tiga negara Baltik sudah lebih dulu bergabung dengan NATO.

Moskow sendiri mengatakan perluasan NATO merupakan ancaman langsung terhadap keamanannya sendiri. Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyebut masalah ini sebagai alasan apa yang dirinya sebut sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina, yang juga sempat menyatakan keinginannya untuk menjadi anggota NATO.

Rusia telah berulang kali memperingatkan Finlandia dan Swedia agar tidak bergabung dengan NATO dan mengancam akan adanya konsekuensi militer dan politik yang serius.

Topik Menarik