Bongbong Marcos Menang Pilpres, Pemilih Filipina Lupa Sejarah?

Bongbong Marcos Menang Pilpres, Pemilih Filipina Lupa Sejarah?

Global | inewsid | Rabu, 11 Mei 2022 - 16:06
share

MANILA, iNews.id Hasil perhitungan suara Pemilu Filipina menunjukkan Ferdinand Marcos Jr keluar sebagai pemenang. Itu bukan kemenangan biasa, karena dia mengalahkan pesaingnya, Leni Robredo, dengan telak.

Berdasarkan hasil pemilu yang diumumkan pada Senin (9/5/2022), pria yang akrab disapa Bongbong itu berhasil mengantongi lebih dari dua pertiga suara pemilih Filipina. Dengan dukungan 30 juta suara, putra mantan ditaktor Ferdinand Marcos Sr itu sukses mengangkat kembali takhta dinasti keluarganya di Istana Malacanang.

Bongbong dipastikan akan menduduki kursi kepemimpinan di negaranya. Nantinya, dia akan didampingi Sara Duterte (putri dari Presiden Filipina saat ini, Rodrigo Duterte) yang berhasil merebut posisi wakil presiden.

Lalu, seperti apa sosok Bongbong Marcos? Dia adalah putra semata wayang dari Ferdinand Marcos, presiden Filipina yang memimpin sejak 1965 hingga 1986. Ibunya adalah Imelda Romualdez Marcos.

Bongbong lahir pada 13 September 1957. Dia sudah merintis karier politiknya sejak lama, meski sebelumnya lelaki itu pernah mengatakan tidak tertarik untuk mengikuti jejak keluarganya di dunia politik. Hal tersebut pernah diungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan CNN Filipina .

Ferdinand Marcos Jr sempat mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Oxford, Inggris, jurusan filsafat, politik, dan ekonomi, namun tidak lulus. Dia juga pernah kuliah di Wharton Business School, Amerika Serikat, tapi juga tidak menyelesaikannya.

Dikutip dari SINDOnews , Bongbong Marcos menjabat wakil gubernur Ilocos Norte pada 1980. Dia mencalonkan diri di bawah naungan Partai Kilusang Bagong Lipunan milik sang ayah.

Dia lalu naik ke posisi gubernur Ilocos Norte pada 1983. Namun, karena adanya pemberontakan dari rakyat Filipinayang dikenal dengan peristiwa Revolusi Kekuatan Rakyat (People Power)pemerintahan Marcos pun digulingkan.

Selama ini, Ferdinand Marcos Sr memang terkenal akan kekejiannya. Pada 1972, UU Darurat Militer yang dicanangkan oleh sang diktator merenggut banyak nyawa dan menguras miliaran dolar uang rakyat. Saat dia digulingkan, keluarga Marcos melarikan diri ke Hawaii, AS, pada Februari 1986.

Setelah kematian Marcos Sr pada 1989, keluarga tersebut kembali ke Filipina pada 1991. Marcos Jr kemudian terpilih menjadi anggota dewan dari Distrik Ilocos Norte pada kongres ke-2, dan menjabat dari 1992 hingga 1995.

Pada 1998, Bongbong kembali memimpin Ilocos Norte sebagai gubernur. Melalui Partai Nacionalista, dia kemudian menjabat sebagai senator pada 2010-2016.

Bongbong Marcos lalu mencalonkan diri sebagai wakil presiden pada Pemilu Filipina 2016. Namun, dia kalah dari perwakilan Camarines Sur, Leni Robredo, dengan selisih 263.473 suara atau 0,64 persen. Tak mau menyerah, Marcos Jr mengumumkan pencalonan dirinya lagi pada 2021, kali ini sebagai presiden untuk Pemilu 2022.

Kampanye Bongbong kerap mendapatkan kritik sebagai upaya menutupi citra buruk yang tercipta akibat pelanggaran HAM ayahnya selama puluhan tahun. Kendati demikian, dia selalu membantah semua kritik tersebut.

Bukti kekayaan kotor keluarganya yang selama ini disembunyikan, kini telah ditemukan. Harta itu mencakup karya seni, properti, perhiasan, hingga uang sebesar 600 juta dolar AS atau sekitar Rp8,7 triliun yang disimpan Ferdinand Marcos di Bank Swiss. Sebagian di antaranya dikembalikan untuk membayar utang terhadap korban pelanggaran HAM di Filipina.

Topik Menarik