WHO Investigasi Kemungkinan Kejahatan Perang di Ukraina

WHO Investigasi Kemungkinan Kejahatan Perang di Ukraina

Global | koran-jakarta.com | Senin, 9 Mei 2022 - 00:03
share

KIEV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan investigasi dengan mengumpulkan bukti kemungkinan kejahatan perang dalam serangan Russia ke fasilitas-fasilitas kesehatan Ukraina.

Direktur Kedaruratan WHO. Mike Ryan, dalam kunjungan mendadak bersama Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada konferensi pers mengatakan bahwa para pihak yang bertikai dilarang mengincar fasilitas kesehatan.

Dari dokumentasi atas serangan fasilitas kesehatan itu menunjukkan serangan terhadap rumah sakit dan klinik di Ukraina sudah dilakukan sebanyak 200 kali.

"Serangan yang disengaja terhadap fasilitas kesehatan adalah pelanggaran hukum kemanusiaan internasional. Berdasarkan investigasi, ada kaitan serangan sebagai kejahatan perang," kata Ryan.

"Kami terus mendokumentasikan sekaligus menjadi saksi atas serangan-serangan ini dan kami yakin bahwa sistem PBB dan Mahkamah Pidana Internasional beserta yang lainnya akan melakukan investigasi yang diperlukan untuk menilai niat jahat di balik serangan ini," katanya.

Sementara itu, Russia mengelak tudingan sebelumnya dari Ukraina dan Barat tentang kemungkinan kejahatan perang dan membantah telah menargetkan warga sipil dalam perang.

Menurut Ryan, 200 kasus itu tidak mewakili keseluruhan serangan terhadap fasilitas medis Ukraina, melainkan hanya yang sudah diverifikasi oleh WHO.

Pemerintah Ukraina mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 400 serangan semacam itu sejak Russia mulai menyerbu Ukraina pada 24 Februari.

Keluarkan Resolusi

Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pekan lalu, mengatakan bahwa pasukan Russia telah menghancurkan hampir 400 fasilitas kesehatan di Ukraina.

Dalam keterangan pers bersama, Tedros berpesan untuk semua warga Ukraina kalau WHO bersama mereka. "Kami terus mendesak Federasi Russia agar menghentikan perang ini," kata Tedros.

Menurut dokumen yang diperoleh oleh Reuters , Kamis lalu, negara-negara anggota WHO pada Selasa (10/5) esok akan mempertimbangkan untuk mengeluarkan resolusi soal Russia. Konsep resolusi itu mencakup kemungkinan penutupan kantor regional utama WHO di Moskwa.

Rancangan resolusi tidak menyebut-nyebut soal sanksi yang lebih berat, seperti menangguhkan Russia dari WHO ataupun membekukan sementara hak suaranya. Draf tersebut, sebagian besar dipersiapkan oleh diplomat Uni Eropa dan diajukan ke kantor regional WHO untuk Eropa pekan ini, menuruti permintaan Ukraina dan telah ditandatangani sedikitnya 38 anggota lainnya, seperti Turki, Prancis, dan Jerman.

Moskwa sendiri menyebut aksinya sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan menyingkirkan apa yang disebutnya nasionalisme anti-Rusia yang dihasut oleh Barat.

Topik Menarik