Ratusan Warga Sipil di Mariupol Telah Dievakuasi

Ratusan Warga Sipil di Mariupol Telah Dievakuasi

Global | republika | Minggu, 8 Mei 2022 - 17:22
share

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Warga sipil yang terperangkap di pabrik baja di kota pelabuhan Mariupol kini telah dievakuasi. Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk pada Sabtu (7/5) mengatakan, semua wanita, anak-anak, dan lansia telah dibawa keluar dari bunker bawah tanah di pabrik baja yang menjadi tempat persembunyian dari serangan Rusia.

Bagian dari operasi kemanusiaan Mariupol ini sudah berakhir, ujar Vereshchuk, dilansir Aljazeraa, Ahad (7/5).

Pabrik baja menjadi kantong terakhir pertempuran Ukraina di Mariupol, dan menjadi simbol perlawanan terhadap upaya Rusia untuk merebut wilayah di Ukraina timur dan selatan. Ratusan pejuang Ukraina diperkirakan tetap berada di dalam pabrik baja dan enggan menyerah kepada Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan lebih dari 300 warga sipil telah diselamatkan dari pabrik baja di Mariupol. Dia berjanji untuk melanjutkan upaya evakuasi terhadap para pejuang yang terperangkap.

"Kami membawa semua warga sipil keluar dari pabrik Azovstal dan sekarang sedang mempersiapkan evakuasi tahap kedua untuk mereka yang terluka dan petugas medis. Tentu saja, kami sedang berupaya mengevakuasi militer kami, dan semua pahlawan yang membela Mariupol," ujar Zelenskyy.

Zelenakyy menambahkan, pihak berwenang juga akan membantu evakuasi warga di wilayah lain di sekitar Mariupol. Serangan Rusia selama berminggu-minggu telah membuat Mariupol hancur. Sementara sebagian besar pabrik baja telah hancur. Evakuasi warga sipil dimulai akhir pekan lalu, selama jeda pertempuran yang ditengahi oleh PBB dan Komite Internasional Palang Merah. Separatis yang didukung Rusia telah melaporkan total 176 warga sipil dievakuasi dari pabrik baja.

Menurut komando militer Ukraina, pasukan Rusia, yang didukung oleh tank dan artileri kembali menyerbu Azovstal pada Sabtu, dan berusaha untuk mengusir pembela terakhir Ukraina.

Tetapi para pejuang di pabrik itu telah berjanji untuk tidak menyerah kepada Rusia. Namun para pejabat di Kiev khawatir pasukan Rusia ingin memusnahkan mereka pada Senin (9/5), ketika Moskow memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua.

Pemerintah Ukraina menyerukan kepada Doctors Without Borders (MSF) untuk menyelamatkan tentara yang terperangkap. Pemerintah mengatakan, mereka tberada di bawah penembakan dan serangan berkelanjutan oleh tentara Rusia selama 72 hari berturut-turut.

Ada kekurangan obat-obatan, air dan makanan, tentara yang terluka sekarat karena gangren dan sepsis," ujar pernyataan pemerintah Ukraina.

Seorang komandan yang masih berada di Azovstal menulis di Facebook bahwa, pasukannya sekarang hanya bisa berharap pada keajaiban dan kekuatan untuk menyelamatkan semua pasukan.

Rasanya seperti berada di reality show, di mana kita berjuang untuk hidup dan seluruh dunia menyaksikan episode menarik ini, kata Komandan Brigade Infanteri Laut ke-36, Serhiy Volinski.

Rasa sakit, penderitaan, kelaparan, kesengsaraan, air mata, ketakutan, kematian. Itu semua nyata," ujar Volinski menambahkan.

Topik Menarik