Negara Barat Ancam Jatuhkan Sanksi pada Alina Kabaeva, "Pacar" Vladimir Putin

Negara Barat Ancam Jatuhkan Sanksi pada Alina Kabaeva, "Pacar" Vladimir Putin

Global | koran-jakarta.com | Minggu, 8 Mei 2022 - 14:20
share

LONDON - Russia telah dihujani sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kini Uni Eropa juga mengincar Alina Kabaeva, seorang politisi, bos media, mantan pesenam Olimpiade, dan - jika rumor itu benar, kekasih sekaligus ibu dari beberapa anak Presiden Vladimir Putin.

Sejak perang Ukraina, UE dan negara-negara Barat menjatuhkan serangkaian sanksi ekonomi dan keuangan untuk menghukum mereka yang sangat dekat dengan Putin - seperti para oligarki, politisi, dan pejabat lain, yang selama ini dianggap mendapat manfaat dari kedekatan mereka dengan presiden Russia itu.

Bulan lalu, AS dan Inggris memberlakukan sanksi terhadap Maria Vorontsova, 36 tahun, dan Katerina Tikhonova, 35 tahun. Mereka adalah anak-anak Putin dari mantan istrinya, Lyudmila.

Kabaeva dikabarkan telah meninggalkan Russia, meskipun keberadaannya sudah diketahui. Namun dia kemungkinan telah merasa sudah diincar: sebuah petisi online pada Maret menuntut dia diusir dari kediamannya di Swiss.

Sejumlah narasumber telah mengkonfirmasi kepada BBC bahwa dia ada di daftar individu terbaru yang akan dikenai sanksi oleh UE. Menurut AFP , Kabaeva turut diincar sanksi karena perannya dalam menyebarkan propaganda Kremlin dan karena "berhubungan erat" dengan Putin, yang berusia 69 tahun.

Draf dokumen itu tidak menyebutkan Kabaeva sebagai pasangan Putin, dan UE belum secara resmi menandatangani proposal tersebut.

Pemimpin Russia itu selama ini sangat tertutup. Ketika ditanya tentang kehidupan pribadinya, dia cenderung mengabaikan pertanyaan seperti itu. Dan dia pun pernah secara eksplisit menyangkal hubungannya dengan Kabaeva.

Pada 2008, surat kabar Moskovsky Korrespondent melaporkan bahwa Putin saat itu berencana menceraikan istrinya Lyudmila dan menikahi Kabaeva. Kedua pihak membantah kabar tersebut.

Tidak lama kemudian pihak berwenang menutup surat kabar itu. Namun lima tahun kemudian Putin dan Lyudmila mengumumkan perceraian mereka.

Saat Putin menyangkal hubungannya dengan Kabaeva, perempuan tersebut saat itu sedang beralih dari statusnya sebagai atlet senam ritmik yang sukses untuk menjadi politisi.

Di puncak kariernya sebagai atlet, Kabaeva diklaim termasuk pesenam terbaik di dunia. Kabaeva memiliki gerakan khas dalam senam ritmik yang akhirnya disebut sesuai dengan namanya dan merupakan pesenam terkemuka Russia yang mendominasi cabang olahraga itu.

Russia selalu menang medali emas dari cabang senam perempuan selama Olimpiade 2000 hingga 2016.

Lahir pada 1983, ia mulai menggeluti senam ritmik saat berusia empat tahun. Pelatihnya, Irina Viner, mengatakan: "Saya sempat tidak bisa mempercayai dengan mata saya sendiri ketika pertama kali melihatnya. Gadis itu memiliki kombinasi langka yang menjadi kualitas penting dalam senam ritmik - yaitu fleksibilitas dan kelincahan,".

Kabaeva pada akhirnya berjuluk "perempuan paling lentur di Russia". Dia membuat debut internasionalnya pada 1996, dan secara mengejutkan jadi pemenang dalam Kejuaraan Eropa 1998.

Pada Olimpiade Sydney 2000, dia melakukan kesalahan yang tidak biasa saat bertanding dengan dengan hula hoop - ketika benda itu lepas dari genggamannya dan berguling di lantai - sehingga hanya mendapat medali perunggu.

Empat tahun kemudian, di Olimpiade Athena, dia tampil lebih baik dan memenangkan medali emas untuk Russia.

Ketika pensiun, Kabaeva telah memenangkan 18 medali Kejuaraan Dunia dan 25 medali Eropa selain prestasinya di beberapa Olimpiade.

Seperti para atlet Russia lainnya, dia pun tidak luput dari noda doping, sehingga harus melepaskan beberapa medalinya di sebuah kejuaraan pada 2001 setelah dinyatakan positif menggunakan zat terlarang.

Dia lalu pindah ke dunia politik, berhasil meraih kursi di majelis rendah parlemen Russia selama 2007-2014 dengan Partai Russia Bersatu yang berkuasa.

Pada 2014 ia memimpin National Media Group, yang memiliki saham utama di hampir semua media massa milik pemerintah Russia. Media-media itu terus-menerus menyiarkan pesan pro-Kremlin atas perang di Ukraina, dengan menuduh Ukraina menembaki kota-kota mereka sendiri dan mengklaim pasukan Russia sebagai pihak pembebas.

Posisi strategis yang dijabat Kabaeva itu melambungkan statusnya sebagai perempuan kaya raya. Berdasarkan bocoran sebuah dokumen, dia berpenghasilan sekitar 12 juta dollar AS (174 miliar rupiah) setahun.

Tidak diketahui pasti kapan dia dan Putin pertama kali bertemu, tetapi bukan hal yang aneh bagi seorang juara Olimpiade untuk bertemu dengan presiden negaranya.

Ada foto mereka pada 2001, ketika Putin menganugerahinya Bintang Persahabatan - yang termasuk penghargaan tertinggi Russia kepada warganya.

Ada desas-desus bahwa mereka berdua telah dikaruniai anak, meskipun muncul laporan bervariasi soal berapa jumlahnya.

Sebuah surat kabar Swiss melaporkan bahwa Kabaeva melahirkan seorang anak laki-laki pada 2015 di sebuah klinik eksklusif di dekat Danau Lugano, dan anak laki-laki berikutnya di tempat yang sama pada 2019.

Namun surat kabar The Sunday Times dan Wall Street Journal mengatakan dia memiliki anak kembar pada 2019 di Moskwa meskipun kedua media itu tidak sama dalam melaporkan berapa banyak anak yang sudah dia miliki.

Kremlin membantah laporan-laporan tersebut. Kembali pada 2015, seorang juru bicara Putin mengatakan informasi soal kelahiran seorang bayi dari Vladimir Putin adalah tidak benar.

Ini sejalan dengan sifat Putin yang tertutup - di depan umum, dia tidak pernah menyebut nama anak-anaknya dari Lyudmila, selain mengatakan dia memiliki dua anak perempuan yang sudah dewasa - sehingga spekulasi terus berlanjut.

Kabaeva langsung menjadi sorotan media sejak muncul laporan hubungannya dengan Putin. Sebuah sampul majalah Vogue pada2011 menunjukkan dia mengenakan gaun emas mahal dari sebuah rumah mode Prancis, Balmain. Dia juga menjadi pembawa obor di Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi.

Baru-baru ini pada April, dia muncul di festival senam junior di Moskwa, menepis anggapan bahwa dia sedang bersembunyi. Di acara itu, Kabaeva memuji kampanye militer Russia di Ukraina. Beberapa media pun mengabarkan dia saat itu mengenakan cincin kawin.

Sejak perang Ukraina dimulai, ada seruan agar dia turut dijatuhi sanksi. Surat kabar Wall Street Journal mengabarkan AS masih enggan memberikan sanksi kepada Kabaeva, karena khawatir akan dianggap sebagai "pukulan yang sangat pribadi" bagi Putin sehingga dapat meningkatkan ketegangan lebih lanjut.

Namun, bukan berarti Kabaeva langsung aman dari ancaman sanksi. Ketika Gedung Putih ditanya pada April lalu mengapa dia tidak masuk daftar sanksi, juru bicara Presiden Joe Biden menjawab "tidak ada yang aman (dari ancaman sanksi)". BBC/I-1

Topik Menarik