CIA: Tidak Ada Bukti Rusia Akan Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina

CIA: Tidak Ada Bukti Rusia Akan Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina

Global | sindonews | Minggu, 8 Mei 2022 - 11:34
share

WASHINGTON - Direktur badan intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan CIA dan badan-badan intelijen Barat lainnya tidak melihat tanda-tanda bahwa Moskow siap untuk mengerahkan senjata nuklir taktis untuk meraih kemenangan di Ukraina atau untuk menargetkan wilayah Kiev.

Rusia telah menempatkan pasukan nuklirnya dalam siaga tinggi tak lama setelah meluncurkan invasi pada 24 Februari. Sejak itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pejabat Rusia lainnya telah membuat ancaman terselubung yang mengisyaratkan kesediaan untuk menggunakan senjata nuklir taktis Rusia jika Barat secara langsung campur tangan dalam konflik Ukraina.

"Kami tidak melihat, sebagai komunitas intelijen, bukti praktis pada titik perencanaan Rusia untuk penyebaran atau bahkan potensi penggunaan senjata nuklir taktis," kata Direktur CIA Bill Burns.

"Mengingat jenis goncangan tajam yang kami dengar dari para pemimpin Rusia, kami tidak bisa menganggap enteng kemungkinan itu," tambahnya.

"Jadi kami tetap fokus dengan sangat tajam sebagai dinas intelijen pada kemungkinan-kemungkinan itu pada saat taruhannya sangat tinggi bagi Rusia," tuturnya seperti dikutip dari Al Jazeera , Minggu (8/5/2022).

Burns tidak memberikan penilaian apa pun tentang situasi medan perang saat ini di Ukraina atau memprediksi bagaimana perang akan berakhir.

Dalam kesempatan itu, Burns juga menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin percaya bahwa dia tidak boleh kalah di Ukraina dan "menggandakan" perang.

Menurutnya terlepas dari kegagalan pasukan Rusia untuk merebut Kiev dan perjuangan mereka untuk maju di sepanjang garis depan utama perang di wilayah Donbas tenggara, Putin tidak mengubah pandangannya bahwa pasukannya dapat mengalahkan pasukan Ukraina.

Keyakinan Putin pada kemampuan Rusia untuk melemahkan perlawanan Ukraina mungkin belum tergoyahkan meskipun ada kekalahan penting di medan perang.

"Saya pikir dia dalam kerangka berpikir di mana dia tidak percaya dia mampu untuk kalah," ujar Burns.

Kepala badan intelijen AS itu mengatakan bahwa Putin telah "mengoyahkan" selama bertahun-tahun tentang Ukraina - yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet - menggambarkan pemikiran pemimpin Rusia itu tentang masalah ini sebagai kombinasi yang sangat mudah terbakar dari keluhan dan ambisi serta ketidakamanan.

Dikatakan oleh Burns pemimpin Rusia tidak terhalang oleh perlawanan keras yang ditunjukkan oleh angkatan bersenjata Ukraina dalam perang, karena dia mempertaruhkan begitu banyak pilihan yang dia buat untuk meluncurkan invasi ini.

"Saya pikir dia yakin sekarang bahwa menggandakan masih akan memungkinkan dia untuk membuat kemajuan," pungkasnya.

Topik Menarik