Naik Pitam! Rusia Tidak Terima dan Bantah Tudingan Amerika Serikat Soal Presiden Vladimir Putin yang Siap Deklarasikan Perang Besar di Ukraina 9 Mei..

Naik Pitam! Rusia Tidak Terima dan Bantah Tudingan Amerika Serikat Soal Presiden Vladimir Putin yang Siap Deklarasikan Perang Besar di Ukraina 9 Mei..

Global | koran-jakarta.com | Kamis, 5 Mei 2022 - 09:25
share

Juru Bicara Pemerintah Rusia Dmitry Peskov buka suara terkait spekulasi spekulasi yang menyebut Presiden Vladimir Putin akan mendeklarasikan perang melawan Ukraina pada 9 Mei mendatang. Menurutnya, spekulasi tersebut tak masuk akal.

"Tidak ada kemungkinan (deklarasi perang). Itu omong kosong," kata Peskov, dikutip dari Reuters , Kamis (5/5).

Peskov menegaskan, bantahan tersebut menjawab tudingan sejumlah pihak, termasuk Amerika Serikat (AS) yang memprediksi Putin akan memproklamirkan secara resmi perang di Ukraina pada 9 Mei mendatang. Di mana tanggal tersebut bertepatan dengan Hari Kemenangan Rusia mengalahkan Nazi pada 1945 silam yang selalu dirayakan setiap tahunnya.

Sebelumnya, Amerika Serikat memprediksikan Presiden Vladimir Putin akan segera memproklamirkan secara resmi perang di Ukraina. Hasil deklarasi tersebut, Rusia bisa meluncurkan seluruh kekuatannya untuk menggempur negara tersebut.

Beberapa pimpinan AS menyebutkan kepada CNN Internasional, Putin diprediksikan akan mengumumkan deklarasi perang itu secara resmi pada 9 Mei mendatang.

Pada tanggal deklarasi tersebut tepat dengan Hari Kemenangan yang dirayakan tiap tahun di Rusia untuk mengingatkan kemenangan mereka dari Nazi pada 1945 silam.

Sejumlah pejabat AS memperkirakan Putin bakal mendeklarasikan perang untuk merayakan "kemenangan" militer mereka.

Berawal dari Putin mengatakan invasi Rusia ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus." JIka saja Putin sudah mendeklarasikan perang secara resmi, Rusia dapat mengerahkan kekuatan penuh sesuai undang-undang.

Dalam aturan UU itu, Rusia dapat melancarkan pasukan cadangan dan peserta wajib militer. Sampai sekarang ini, Rusia disebut-sebut sangat membutuhkan pasukan tambahan di Ukraina karena perlawanan sengit tentara setempat.

Topik Menarik