Sebut Hanya “Seremonial”, Ukraina Tolak Kunjungan Presiden Jerman

Sebut Hanya “Seremonial”, Ukraina Tolak Kunjungan Presiden Jerman

Global | dw.com | Rabu, 13 April 2022 - 16:02
share

Ukraina menolak rencana kunjungan ke Kyiv, kata Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, hari Selasa (12/4) saat mengunjungi ibukota Polandia, Warsawa. Steinmeier tadinya merencanakan kunjungan ke Kyiv bersama Presiden Polandia Andrzej Duda dan para pempimpin Estonia, Lituania dan Latvia. Tapi "itu tampaknya tidak diinginkan di Kyiv" kata Steinmeier.

Kyiv sebelumnya melontarkan kritik tajam kepada Frank-Walter Steinmeier, karena hubungan dekatnya dengan Rusia di masa lalu, ketika ia menjabat sebagai menteri luar negeri Jerman. Dia dianggap memainkan peran utama dalam meningkatkan hubungan Jerman-Rusia, dan khususnya dalam proyek pembangunan jaringan pipa gas Nord Stream 2 yang sekarang dihentikan.

Selama kunjungan seharinya ke Warsawa, Steinmeier berterima kasih kepada Polandia karena telah menampung hampir 2,7 juta orang yang melarikan diri dari perang di Ukraina. Presiden Jerman tadinya dijadwalkan mengunjungi ibu kota Polandia akhir Maret lalu, tetapi perjalanan itu dibatalkan setelah istrinya, Elke Bdenbender, dinyatakan positif Covid-19. Bdenbender menemani suaminya dalam kunjungan ke Warsawa dan diterima oleh Presiden Polandia, Andrzej Duda.

Ukraina lebih mengharapkan kunjungan kanselir Jerman

Frank-Walter Steinmeier dulu dekat dengan mantan Kanselir Jerman Gerhard Schrder, yang setelah pensiun menjadi komisaris utama perusahaan gas Rusia, Gazprom dan dikenal dekat dengan presiden Rusia Vladimir Putin.

Duta Besar Ukraina di Berlin, Andriy Melnyk, mengatakan, kunjungan presiden Jerman hanya akan memiliki karakter simbolik saja. Tapi Ukraina akan mengundang kanselir Jerman, Olaf Scholz untuk datang. "Saya dan pemerintah Ukraina akan sangat senang jika Kanselir Olaf Scholz mengunjungi Kyiv," kata Melnyk kepada saluran televisi swasta Jerman, ProSieben dan SAT.1 Selasa (12/4) malam.

Melnyk menjelaskan, pemerintah Ukraina lebih mengharapkan kunjungan dari Kanselir Olaf Scholz ketimbang presiden, yang perannya sebagian besar hanya seremonial. Kunjungan Steinmeier sebagian besar akan memiliki karakter simbolis, kata duta besar Ukraina di Berlin itu.

"Kanselir atau anggota lain dari pemerintah Jerman harus datang sebagai gantinya, yang dapat membuat keputusan konkret tentang dukungan substansial lebih lanjut untuk Ukraina," kata Melnyk kepada kantor berita Jerman, DPA.

Minta kiriman senjata berat

Ukraina telah menuntut lebih banyak kiriman senjata berat dari Jerman, termasuk tank dan artileri, tetapi ini telah diblokir oleh Scholz, yang bersikeras pada tindakan bersama UE.

"Padahal negara-negara NATO lainnya seperti Republik Cheska telah memutuskan untuk mengirimkan senjata berat", Melnyk menekankan. Pemerintah Ukraina berharap pemerintah federal Jerman di Berlin akan segera memutuskan untuk mengikuti langkah mitra NATO lainnya itu.

Para pemimpin dari negara-negara Eropa termasuk Polandia, Inggris, Austria, Republik Cheska, Slovenia dan Slovakia telah mengunjungi Kiev untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Volodymyr Zelensky, seperti halnya Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen.

hp/as (dpa, afp, rtr)

Topik Menarik