Putin: Perundingan Damai Rusia-Ukraina Macet

Putin: Perundingan Damai Rusia-Ukraina Macet

Global | sindonews | Rabu, 13 April 2022 - 10:00
share

MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Kiev telah mundur pada perjanjian tentatif yang dibuat antara tim perunding Ukraina dan Rusia di Istanbul pada akhir Maret.

Menurut presiden Rusia, pembicaraan damai sekarang "kembali ke jalan buntu".

Ukraina telah menolak mengakui Krimea sebagai republik Rusia dan Republik Donbass sebagai negara independen, Putin menjelaskan di Kosmodrom Vostochny di Timur Jauh Rusia pada Selasa (12/4/2022).

Dia menekankan bahwa kedua poin itu adalah topik utama yang tanpanya tidak ada kemajuan yang dapat dicapai dalam pembicaraan.

Putaran terakhir negosiasi antara Moskow dan Kiev diadakan dua pekan lalu di Istanbul, Turki, di mana, menurut pihak Rusia, delegasi Ukraina menawarkan draf pertama proposal tertulis tentang bagaimana menyelesaikan konflik.

Sementara Kepala Tim Perunding Rusia Vladimir Medinsky mengungkapkan optimisme hati-hati setelah pembicaraan di Istanbul, dengan mengatakan Ukraina telah memberi isyarat bahwa mereka siap menyatakan dirinya sebagai negara netral, masih ada beberapa batu sandungan utama.

Moskow menuntut agar Kiev secara resmi mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia dan republik-republik di Donbass sebagai negara merdeka.

Krimea memilih meninggalkan Ukraina dan bergabung kembali dengan Rusia tak lama setelah kudeta Maidan 2014 di Kiev.

Selama pembicaraan di Istanbul, delegasi Ukraina berjanji Kiev tidak akan berusaha merebut kembali republik Donbass dengan paksa, dan menyarankan mengadakan negosiasi terpisah mengenai status Krimea selama 15 tahun.

Namun, Kamis lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan Ukraina telah mengajukan proposal tertulis baru yang menyimpang dari apa yang ditawarkan selama pembicaraan tatap muka.

Proposal baru, menurut Lavrov, gagal menyebutkan bahwa jaminan keamanan yang ingin diperoleh Kiev dari kekuatan dunia terkemuka tidak mencakup Krimea.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada Jerman Bild pada Jumat bahwa Kiev masih melihat pembicaraan dengan Rusia sebagai satu-satunya jalan keluar dari krisis saat ini.

Negosiator Ukraina mengusulkan di Istanbul agar Ukraina menjadi negara nonblok dengan imbalan jaminan keamanan yang mengikat secara hukum.

Rusia berulang kali menyebut aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan NATO sebagai salah satu alasan kampanye militer yang diluncurkan Moskow terhadap negara tetangga bulan lalu.

Para pemimpin Rusia dan Belarusia bertemu di pelabuhan antariksa Rusia pada Selasa, memperingati ulang tahun ke-61 penerbangan luar angkasa manusia pertama oleh Yuri Gagarin.

Putin berterima kasih kepada Presiden Belarusia Alexander Lukashenko atas perannya dalam memungkinkan negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina.

Sebelum pembicaraan Istanbul, perwakilan Rusia dan Ukraina mengadakan tiga pertemuan tatap muka di Belarusia.

Negosiasi dimulai pada 28 Februari di wilayah Gomel. Mereka kemudian melanjutkan pada 3 dan 7 Maret di Belovezhskaya Pushcha. Pembicaraan berlanjut dari sana melalui tautan video.

Presiden Rusia menekankan, "Sebagian besar, adalah mungkin untuk memulai dialog langsung dengan pihak Ukraina berkat upaya pribadi presiden Belarusia."

Kepala negara Rusia menambahkan, di matanya, Belarusia adalah tempat yang cocok untuk "kontak lebih lanjut" antara Moskow dan Kiev.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada Sky News Kamis lalu bahwa Moskow berharap serangan militer di Ukraina akan berakhir dalam waktu dekat, mungkin "dalam beberapa hari mendatang," baik karena militer Rusia mencapai tujuannya atau finalisasi kesepakatan antara kedua negara.

Topik Menarik