Tak Hanya ke Barat, Zelensky Juga Mengemis Senjata ke Korsel

Tak Hanya ke Barat, Zelensky Juga Mengemis Senjata ke Korsel

Global | inewsid | Senin, 11 April 2022 - 22:50
share

KIEV, iNews.id Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (11/4/2022) ini menyampaikan permohonannya kepada Korea Selatan. Dalam sebuah rekaman video pidato yang ditujukan kepada parlemen negeri ginseng, Zelensky meminta agar Seoul memberikan bantuan militer berupa senjata mematikan kepada Ukraina.

Anda (Korsel) memiliki apa yang sangat diperlukan bagi kami. Anda memiliki kendaraan lapis baja, serta senjata antiudara, antikapal, dan antitank, kata presiden yang juga mantan komedian itu dalam pidatonya, seperti disiarkan oleh televisi Korsel.

Ini bukan kali pertama Zelensky meminta-minta bantuan senjata kepada pihak asing. Sebelumnya, dia beberapa kali mendesak negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, agar segera mengirimkan senjata mematikan ke Ukraina, sehingga tentarannya bisa melawan pasukan Rusia.

Korea Selatan telah memberikan Ukraina pasokan militer yang tidak mematikan senilai 804.100 dolar AS. Bantuan itu antara lain berupa helm antipeluru. Selain itu, Seoul juga mengirimkan obat-obatan dan selimut. Namun, negara Asia Timur itu menolak untuk mengirimkan senjata ke Ukraina.

Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Korea Selatan, Suh Wook, telah menyampaikan pesan yang jelas kepada menhan Ukraina lewat panggilan telepon pada Jumat (8/4/2022) lalu.

Pesannya adalah, Seoul tak punya rencana untuk memberikan bantuan senjata mematikan ke Ukraina, mengingat situasi keamanan di Semenanjung Korea sendiri juga rawan karena adanya ancaman militer dari Korea Utara.

Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari. Operasi itu sebagai tanggapan atas permintaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR) kepada Moskow, agar memberikan mereka perlindungan terhadap serangan intensif oleh pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah di Donbas, yang memisahkan diri dari Ukraina.

Para pejabat Rusia mengatakan, tujuan operasi khusus itu adalah untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina. Mereka mengklaim warga sipil tidak dalam bahaya akibat operasi itu.

Topik Menarik