Waduh! Semoga Tidak Terjadi di Indonesia, Tiongkok Klaim Temukan Sub Varian Baru Covid-19 Omicron di Dekat Shanghai, Berpotensi Seperti di Wuhan?

Tiongkok menemukan sub varian baru Covid-19 Omicron di sekitar Shanghai. Ini seiring kasus Covid-19 melonjak drastis di Tiongkok khususnya di Shanghai dalam beberapa waktu terakhir.

Adapun varian baru Omicron tersebut yakni BA.1.1 yang telah menginfeksi pasien di kota Suzhou dengan gejala ringan. Kota tersebut berada berjarak 80 kilometer dari Shanghai.

Dikutip Newsweek dari Global Times , seorang pengamat mengatakan subtipe ini tak sama dengan strain virus Covid-19 yang menyebar luas di Tiongkok dan negara lainnya. Namun, BA.1.1 menimbulkan kecemasan akibat memicu potensi ancaman yang lebih besar di kota dekat Shanghai tersebut.

Dilansir dari Bloomberg , salah satu kota di utara Tiongkok, Dalian, juga menemukan kasus Covid-19 yang berbeda dengan subtipe tersebut. Penemuan varian baru tersebut muncul saat Tiongkok tengah menghadapi kenaikan kasus Covid-19.

Tiongkok melaporkan kasus harian mencapai 13.146 kasus per Minggu (3/4). Ini menjadi jumlah tertinggi sejak Covid-19 melanda di Negeri Tirai Bambu ini.

Sementara, kasus Covid-19 di Shanghai juga melonjak drastis, dengan catatat kasus harian lebih dari 8.000 kasus. Di mana 7.788 kasus tidak mengalami gejala.

Wakil Perdana Menteri Tiongkok, Sun Chunlan turut meyambangi Shanghai. Ini guna memantau situasi dan upaya pencegahan Covid-19 di sana.

Sun Chunlan meminta kepada petugas kesehatan setempat untuk bertindak cepat dan ketat guna mengantisipasi penyebaran infeksi baru. Ia juga menegaskan semua pihak untuk mematuhi stratego Nol Covid-19, seperti lockdown segera, isolasi bagi pasien suspect, dan tes massal.

"Ini tugas yang sulit dan tantangan besar untuk melawan varian Omicron sembari mempertahankan fungsi operasi normal di kota besar," katanya, dikutip Selasa (5/4).

Tiongkok terus mengambil langkah tersebut guna mencegah penyebaran Covid-19 varian Omicron BA.2 atau varian siluman. Sebab, proses penularan strain tersebut dinilai lebih cepat dibandingkan BA.1. Bahkan, varian tersebut menjadi kasus dominan di beberapa negara termasuk Tiongkok dan negara-negara di Eropa.