Bos Mata-mata GCHQ: Tentara Rusia Membangkang Perintah di Ukraina

Bos Mata-mata GCHQ: Tentara Rusia Membangkang Perintah di Ukraina

Global | sindonews | Kamis, 31 Maret 2022 - 10:29
share

LONDON - Kepala mata-mata Government Communications Headquarters (GCHQ) Inggris, Jeremy Fleming, mengatakan beberapa tentara Rusia di Ukraina telah menolak untuk melaksanakan perintah komandannya.

Menurut Fleming, laporan intelijen terbaru menunjukkan para tentara Moskow justru menyabotase peralatan mereka sendiri dan secara tidak sengaja menembak jatuh salah satu pesawat mereka sendiri.

Invasi Rusia, sejak 24 Februari, ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal. Invasi itu juga menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat (AS).

Fleming mengatakan Presiden Vladimir Putin telah secara besar-besaran salah menilai kemampuan angkatan bersenjata Rusia yang dulu perkasa sambil meremehkan perlawanan rakyat Ukraina dan tekad Barat, yang telah menghukum Moskow dengan sanksi yang terkoordinasi.

"Putin telah salah menilai situasi secara besar-besaran," kata Fleming dalam pidatonya di Universitas Nasional Australia di Canberra, menurut transkrip sambutannya yang dikutip Reuters , Kamis (31/3/2022).

"Kami yakin para penasihat Putin takut untuk mengatakan yang sebenarnya kepadanya."

Mengutip laporan intelijen baru, Fleming mengatakan ada bukti bahwa tentara Rusia memiliki moral yang rendah dan perlengkapan yang buruk.

"Kami telah melihat tentara Rusiakekurangan senjata dan moralmenolak untuk melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri," kata Fleming.

Reuters tidak dapat secara independen mengonfirmasi analisis GCHQ.

GCHQ, yang mengumpulkan komunikasi dari seluruh dunia untuk mengidentifikasi dan mengganggu ancaman terhadap Inggris, memiliki hubungan dekat dengan Badan Keamanan Nasional (NSA) AS dan dengan badan penyadap Australia, Kanada dan Selandia Baru dalam sebuah konsorsium yang disebut "Five Eyes".

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan angkatan bersenjatanya profesional dan menjalankan tugas mereka di Ukraina dengan cukup sukses.

Kementerian itu menyatakan Barat telah menyebarkan kebohongan tentang operasi dalam upaya untuk menjatuhkan Rusia.

Amerika Serikat menilai bahwa Rusia menderita tingkat kegagalan setinggi 60 persen untuk beberapa peluru kendali presisinya. Hal itu disampaikan tiga pejabat AS yang mengetahui laporan intelijen kepada Reuters .

Putin mengatakan "operasi militer khusus" di Ukraina diperlukan karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia dan Moskow harus bertahan melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia oleh Ukraina.

Ukraina mengatakan sedang berjuang melawan perampasan tanah gaya kekaisaran dan bahwa klaim genosida Putin adalah omong kosong.

Rusia mengatakan bahwa Barat telah secara efektif mendeklarasikan perang ekonomi terhadap Rusia dan karenanya sekarang akan berbelok ke timur, menjauh dari Eropa dan membangun kemitraan dengan China.

"Tetapi ada risiko bagi mereka berdua (dan lebih banyak lagi untuk China) karena terlalu dekat," kata Fleming.

"Rusia memahami bahwa dalam jangka panjang, China akan menjadi semakin kuat secara militer dan ekonomi. Beberapa kepentingan mereka berkonflik; Rusia dapat tersingkir dari persamaan."

Topik Menarik