Russia Picu Krisis Pangan Global

Russia Picu Krisis Pangan Global

Global | koran-jakarta.com | Kamis, 31 Maret 2022 - 05:01
share

NEW YORK - Russia di hadapan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (29/3) dituding telah menyebabkan krisis pangan global dan menempatkan orang pada risiko kelaparan dengan memulai perang di Ukraina, yang berfungsi sebagai lumbung gandum bagi Eropa.

"Presiden Russia, Vladimir Putin, telah memulai perang ini. Vladimir Putin menciptakan krisis pangan global ini, dan dialah yang dapat menghentikannya," kata Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Wendy Sherman, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi kemanusiaan di Ukraina. "Tanggung jawab untuk mengobarkan perang di Ukraina dan untuk efek perang terhadap keamanan pangan global, hanya ada di tangan Russia dan Presiden Putin," imbuh Sherman.

Sementara itu Duta Besar Prancis untuk PBB, Nicolas de Riviere, menambahkan bahwa agresi Russia terhadap Ukraina meningkatkan risiko kelaparan di seluruh dunia dan menegaskan bahwa populasi di negara berkembang akan menjadi yang pertama terkena dampaknya.

"Russia tidak diragukan lagi akan mencoba membuat kami percaya bahwa sanksi yang diterapkan terhadapnyalah yang menciptakan ketidakseimbangan dalam situasi keamanan pangan dunia," ucap Dubes de Riviere.

Menanggapi semua tudingan itu, Duta Besar Moskow untuk PBB, Vassily Nebenzia, membantah semua itu dengan mengatakan bahwa potensi gejolak di pasar pangan global sebenarnya disebabkan oleh histeria sanksi tak terkendali yang telah dilepaskan Barat terhadap Russia.

Bencana di Atas Bencana

Menurut asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Joyce Msuya, konflik di Ukraina mengancam akan memperburuk keadaan dalam krisis kemanusiaan terbesar di dunia, seperti Afghanistan, Yaman, dan di Tanduk Afrika di mana kerawanan pangan sudah menjadi masalah.

Sedangkan Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP), David Beasley, menyatakan invasi Russia terhadap Ukraina dapat menyebabkan krisis pangan global terburuk sejak Perang Dunia II.

"Perang selama satu bulan telah membuat Ukraina dari penghasil gandum dunia menjadi antrean penerima bantuan makanan," kata kepala badan pangan PBB itu kepada Dewan Keamanan PBB.

Beasley menyebutkan bahwa 50 persen gandum yang dibeli WFP untuk memberi makan 125 juta orang di seluruh dunia berasal dari Ukraina. Ia memperingatkan bahwa WFP akan harus mulai mengurangi ransum di daerah-daerah yang dilanda perang seperti Yaman, yang telah mengalami pengurangan jatah makanan hingga separuhnya karena meningkatnya harga pangan, bahan bakar dan pengiriman.

Beasley juga mengatakan Ukraina dan Russia bersama-sama menghasilkan 30 persen pasokan gandum dunia, 20 persen jagung dan antara 75-90 persen minyak biji bunga matahari.

Beasley mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa perang telah memaksa para petani Ukraina untuk maju ke garis depan perang bukannya mengurusi tanaman mereka selama musim tanam serta mengatakan para petani Ukraina menghadapi kekurangan produk pupuk dari Belarus dan Ukraina, yang dapat mengurangi hasil panen Ukraina hingga 50 persen.

"Perang akan menciptakan bencana di atas bencana jika terus berlanjut, karena ini akan menyebabkan bencana kelaparan, destabilisasi negara-negara dan migrasi massal," pungkasBeasley. AFP/VoA/I-1

Topik Menarik