Mengagetkan! Bak Senjata Makan Tuan Imbas Invasi di Ukraina, Vladimir Putin Mau Dicopot dari Jabatan Presiden Rusia, Ada Apa Nih?

Mengagetkan! Bak Senjata Makan Tuan Imbas Invasi di Ukraina, Vladimir Putin Mau Dicopot dari Jabatan Presiden Rusia, Ada Apa Nih?

Global | koran-jakarta.com | Selasa, 22 Maret 2022 - 10:01
share

Presiden Vladimir Putin berada di ujung tanduk usai sekelompok elit Rusia berencana menggulingkan jabatannya. Ini diungkap oleh Kepala Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina pada Minggu (20/3).

Jika ini terjadi, keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melancarkan invasi ke Ukraina berpotensi menjadi senjata makan tuan bagi dirinya. Sebab, kelompok elit Rusia tersebut tidak puas dengan langkah Putin.

"Keracunan, penyakit mendadak, kecelakaan, elit Rusia sedang mempertimbangkan untuk mencopot Putin," katanya, dikutip dari Newsweek , Selasa (22/3).

"Tujuan mereka adalah menyingkirkan Putin dari kekuasaan sesegera mungkin dan memulihkan ekonomi dengan Barat, yang hancur karena perang di Ukraina," lanjutnya.

Kelompok tersebut juga dikabarkan sudah menunjuk calon untuk menggantikan posisi Putin. Adapun sosok pengganti Putin tersebut yakni Direktur Layanan Keamanan Federal (FSB) Alexander Bortnikov.

Hubungan Bortnikov sendiri dengan Putin disebut sedang tidak harmonis. Ini seiring Putin yang menyalahkan Bortnikov karena kesalahan perhitungan serangan ke Ukraina, yang dianggap terlalu lama dan mahal.

"Bortnikov dan departemennya bertanggung jawab untuk menganalisis suasana hati penduduk Ukraina dan kapasitas tentara Ukraina," ujar Direktorat tersebut.

Di sisi lain, senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham sempat mengutarakan seruan untuk membunuh Putin. Ia meminta para elit Rusia bergerak untuk mewujudkan seruannya itu.

"Jika (Putin) terus menjadi pemimpin, maka dia akan membuat Anda terlibat dengan kejahatan perang," ucap Graham yang berbicara kepada orang-orang Rusia.

"Jadi saya berharap seseorang di Rusia akan mengerti bahwa dia sedang menghancurkan Rusia, dan Anda harus mengeluarkan orang ini dengan segala cara yang mungkin," tambahnya.

Sebagai informasi, Rusia mulai melancarkan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. Meski sudah diadakan beberapa kali perundingan, sejauh ini belum ada jalan keluar untuk kedua negara berdamai.

Topik Menarik