Taiwan Pelajari Perang Rusia vs Ukraina untuk Lawan China

Taiwan Pelajari Perang Rusia vs Ukraina untuk Lawan China

Global | sindonews | Kamis, 10 Maret 2022 - 18:39
share

TAIPEI - Taiwan sedang mempelajari perang antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung, yang akan berguna untuk melawan jika suatu saat diinvasi China .

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan ahli strategi militer Taipei telah mempelajari perlawanan Ukraina untuk strategi pertempuran Taipei jika terjadi perang dengan tetangga raksasanya, China.

"Ukraina, di bawah kondisi yang tidak menguntungkan dari musuh yang lebih besar dari mereka, telah secara efektif menghambat aktivitas tempur militer Rusia," kata Kementerian Pertahanan dalam laporan terpisah untuk sesi Parlemen pada hari Kamis (10/3/2022).

"Militer Taiwan telah merujuk pengalaman Ukraina untuk dapat memanfaatkan pertempuran di tanah airnya dan telah memasukkan \'perang asimetris\' ke dalam perencanaannya sendiri," lanjut kementerian tersebut.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah memperjuangkan gagasan "perang asimetris" untuk membuat pasukannya lebih mobile dan sulit diserang, misalnya dengan rudal yang dipasang di kendaraan.

Menteri Pertahanan (Menhan) Chiu Kuo-cheng mengatakan krisis Ukraina telah memberi Taiwan "banyak pelajaran" dan Taiwan membuat persiapan yang sesuai.

"Kita harus membela negara kita sendiri," ujarnya, ketika ditanya oleh seorang anggota Parlemen apakah Taiwan dapat mengandalkan bantuan asing dalam perang dengan China.

"Di mata saya, Selat Taiwan tidak pernah menjadi tempat yang aman."

Menhan Chiu mengatakan perang dengan China, jika benar-benar terjadi, akan berakhir dengan kemenangan yang menyedihkan. Menurutnya, opsi terbaik adalah jika semua orang menghindari konflik.

Menhan Chiu tidak peduli siapa yang menang dalam perang di masa depan antara Taiwan dan China.

Berbicara kepada wartawan sebelum sesi Parlemen tentang implikasi keamanan dari invasi Rusia ke Ukraina, Chiu mengatakan kedua belah pihak akan membayar harga yang mahal jika terjadi konflik antara China dan Taiwan.

Beijing telah bersumpah akan merebut Taiwan bahkan dengan kekerasan jika perlu.

"Jika ada perang, terus terang, semua orang akan sengsara, bahkan untuk pemenangnya," katanya, seperti dikutip Reuters.

"Seseorang benar-benar perlu memikirkan ini secara matang," ujar Chiu. "Semua orang harus menghindari perang."

Sementara Taiwan telah meningkatkan tingkat siaganya sejak perang di Ukraina, pulau yang sudah puluhan tahun memerintah sendiri itu melaporkan tidak ada kegiatan militer China yang tidak biasa, meskipun Angkatan Udara China terus melakukan misi sesekali ke Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan.

"Kami melihat perubahan dengan tenang dan kami siap untuk itu," kata Chiu tentang China.

Dewan Urusan Daratan Taiwan yang membuat kebijakan China mengatakan pada hari Rabu dalam sebuah laporan untuk sesi Parlemen bahwa China terlalu sibuk dengan memastikan stabilitas untuk kongres utama Partai Komunis pada akhir tahun untuk tiba-tiba meningkatkan ketegangan dengan Taiwan.

Topik Menarik