3 Langkah Populerkan Bahasa Indonesia di Australia

3 Langkah Populerkan Bahasa Indonesia di Australia

Global | republika | Minggu, 23 Januari 2022 - 01:35
share

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membuat Bahasa Indonesia populer lagi di Australia merupakan suatu hal yang menantang di tengah persaingan yang ketat dengan bahasa Asia lainnya, seperti bahasa Mandarin dan Jepang. Untuk itu, diperlukan usaha-usaha yang terencana dan sistematis, untuk mengembangkan dan mempromosikan Bahasa Indonesia.

"Ada tiga langkah agar Bahasa Indonesia menjadi lebih populer dan melakukan penetrasi di masyarakat Australia," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Canberra, Mukhamad Najib, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (22/1/2022).

Pertama, membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya Bahasa Indonesia bagi masyarakat Australia. Kedua, memfasilitasi ketertarikan masyarakat terhadap bahasa dan budaya Indonesia.

"Ketiga, mendorong masyarakat Australia untuk mau mengadopsi bahasa dan budaya Indonesia," tutur Najib dalam dalam rapat koordinasi Balai Bahasa dan Budaya Indonesia (BBBI) se-Australia di Canberra, Australia, Sabtu (22/1/2022).

Dalam membangun kesadaran publik Australia, Atdikbud RI akan menyelenggarakan kegiatan budaya yang variatif, festival film Indonesia, dan kegiatan "Indonesia goes to school". Dari situ, jika ada masyarakat yang tertarik lebih jauh, maka langkah kedua bisa dilaksanakan, yakni memfasilitasi ketertarikan mereka di pusat kebudayaan Indonesia.

Ada kelas-kelas bahasa, menari, dan musik, yang memungkinkan masyarakat Australia mengenal dan belajar lebih dalam tentang bahasa dan budaya Indonesia. Sejak tahun 2021, KBRI Canberra juga telah memiliki MoU dengan penebit Gramedia untuk smart library di mana para guru dan peminat Bahasa Indonesia bisa membaca buku dari Gramedia secara digital.

"Kami akan memperbanyak koleksinya," papar Najib.

Atdikbud RI juga merencanakan agenda untuk melakukan rebranding budaya Indonesia. Menurut Najib, selama ini masyarakat Australia mempersepsi budaya Indonesia hanya sebagai budaya tradisional.

Di mata Najib, ini masih kurang tepat karena budaya Indonesia modern juga melingkupi budaya pop yang lebih sesuai dengan anak-anak muda. Ia mengatakan, hal ini penting untuk penetrasi di segmen kaum muda Australia karena umumnya anak muda lebih suka dengan yang berbau kekinian seperti budaya pop.

"Saya pikir sudah saatnya kita melakukan apa yang disebut brand extension dari budaya Indonesia, yaitu memperluas pemaknaan dan persepsi budaya Indonesia, bukan hanya sebagai budaya tradisional, tapi juga melingkupi budaya modern dan budaya pop," ucap Najib.

Topik Menarik