Terungkap, Trump Gelar Rapat Rahasia sebelum Kerusuhan US Capitol

Terungkap, Trump Gelar Rapat Rahasia sebelum Kerusuhan US Capitol

Global | sindonews | Jum'at, 21 Januari 2022 - 09:15
share

WASHINGTON - Stephanie Grisham mengungkap rahasia baru terkait kerusuhan US Capitol. Pada November 2021, Grisham mendesak panel House Select Committee untuk melihat daftar panggilan Gedung Putih.

Wanita yang menjabat sebagai sekretaris pers dan direktur komunikasi untuk Gedung Putih era Donald Trumpitu mengundurkan diri dari pemerintahan setelah kerusuhan Capitol AS pada 6 Januari 2021.

Dalam laporan Sputnik pada Jumat (21/1/2022), Grisham menyatakan Trump "paranoid terhadap kebocoran".

Grisham mengungkapkan data baru kepada panel Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) yang menyelidiki serangan 6 Januari di gedung US Capitol.

Menurut dia, pada hari-hari menjelang pemberontakan mematikan di US Capitol, Trump mengadakan serangkaian pertemuan rahasia.

Menurut sumber yang mengatakan kepada The Guardian, wawancara Grisham terbukti lebih signifikan dari yang diduga sebelumnya.

Menurut dua sumber, mantan sekretaris pers Trump itu mengatakan kepada panel Kongres yang beranggotakan 9 orang bahwa sebagian besar pertemuan rahasia dijadwalkan oleh Kepala Staf Trump saat itu, Mark Meadows.

"Rincian rapat dirahasiakan, dengan hanya beberapa ajudan Trump yang mengetahui bahwa pertemuan itu terjadi," papar Grisham.

"Kepala pengantar di Gedung Putih Timothy Harleth akan mengarahkan peserta pertemuan ke tingkat atas Gedung Putih," ungkap Grisham kepada panel.

Sebelum bergabung dengan staf Gedung Putih pada 2017, Harleth menjabat sebagai manajer kamar di Trump International Hotel di Washington DC.

Harleth dicopot dari posisinya pada Januari 2021, sekitar waktu Presiden AS Joe Biden mengambil alih peran presiden.

Gedung Putih mengklaim kepada CNN pada saat Harleth "pergi sebelum Biden tiba" di kediaman kepresidenan itu.

Sebelum kerusuhan 6 Januari yang mematikan, Trump berjanji memimpin peserta protes pemilu ke gedung US Capitol, di mana para senator AS dan Wakil Presiden saat itu Mike Pence sedang bersiap mengesahkan suara Electoral College dari pemilu presiden 2020.

"Dan setelah ini, kita akan turun dan saya akan berada di sana bersamamu, kita akan berjalan ke ... ke Capitol dan kita akan menyemangati para senator, anggota kongres, dan wanita pemberani kita," ungkap Trump kepada para pendukungnya ketika itu.

"Anda tidak akan pernah bisa merebut kembali negara kita dengan kelemahan, Anda harus menunjukkan kekuatan dan Anda harus kuat," papar Trump.

Meski demikian, Trump tidak ikut berunjuk rasa dengan para pendukungnya ke gedung US Capitol pada 6 Januari.

Sebaliknya, Trump mengendarai mobil kembali ke Gedung Putih, di mana dia dilaporkan menyaksikan kerusuhan itu di televisi.

Komite sedang mencari data untuk menentukan apakah Trump bermaksud bergabung dengan para pendukungnya dalam demonstrasi mereka, atau hanya menggunakan mereka untuk menghentikan sertifikasi suara Electoral College.

Grisham dilaporkan mengatakan kepada penyelidik Komite Terpilih bahwa perincian tentang apakah Trump memberi tahu Secret Service tentang rencananya akan diletakkan di baris demi baris kepresidenan, dokumen penjadwalan yang diberikan kepada kelompok penegak hukum.

Ini bukan pertama kalinya mantan sekretaris pers Gedung Putih menyebut Trump mengadakan pertemuan rahasia yang tak tercatat resmi.

Pada November 2021, Grisham merinci kepada CNN bahwa dia berharap Komite Terpilih melihat daftar panggilan Gedung Putih, karena ada beberapa pertemuan rahasia yang diadakan di kediaman presiden.

Grisham mengatakan kepada CNN bahwa Trump "paranoid terhadap kebocoran" dan mengadakan pertemuan di Gedung Putih "sehingga dia dapat melacak siapa yang ada di sana" dan, jika terjadi kebocoran, persempit daftar pelakunya.

Topik Menarik