Studi: Kekebalan Alami Lebih Ampuh daripada Vaksin Selama Gelombang Delta di AS

Studi: Kekebalan Alami Lebih Ampuh daripada Vaksin Selama Gelombang Delta di AS

Global | koran-jakarta.com | Jum'at, 21 Januari 2022 - 00:01
share

WASHINGTON - Studi terbaru pada Rabu (19/1) mengatakanorang yang tidak divaksinasi tapi selamat dari Covid-19, lebih terlindungi dari Covid-19, daripada orang yang divaksinasi dan sebelumnya tidak terinfeksi, selama gelombang varian Delta melanda Amerika Serikat (AS).

Temuan ini menjadi bahan baru dalam perdebatan tentang kekuatan relatif kekebalan alami versus kekebalan yang didapat dari vaksin terhadap SARS-CoV-2. Tetapi, temuan ini mendapat persetujuan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Namun penulis makalah memperingatkan agar tidak bergantung pada infeksi sebagai strategi, mengingat sebelumnya orang yang tidak divaksinasi memiliki risiko yang lebih tinggi sampai harus menjalani rawat inap, dampak jangka panjang, dan kematian, dibandingkan dengan orang yang divaksinasi.

Memang, dari pemodelan statistik pada 30 November 2021, sekitar 131.000 penduduk California dan New York telah meninggal karena Covid-19, dua negara bagian yang menjadi dasar makalah tersebut.

"Virus terus berubah, termasuk virus penyebab Covid-19," kata CDC dalam sebuah pernyataan.

"Tingkat perlindungan yang ditawarkan oleh vaksinasi dan bertahan dari infeksi sebelumnya, berubah selama masa studi. (Tapi) vaksinasi tetap menjadi strategi teraman untuk melindungi dari Covid-19," tambahnya.

Analisis juga dilakukan sebelum munculnya varian Omicron, di mana kekebalan yang diturunkan dari vaksin tampak berkurang, dan sebelum dosis booster tersedia secara luas. Penelitian ini menggunakan data kasus dari 1,1 juta orang yang dites positif di New York dan California antara 30 Mei hingga 30 November 2021, dan digunakan untuk membuat model kesimpulan tentang populasi yang lebih luas.

Sebelum varian Delta menjadi dominan, vaksinasi memberikan kekebalan yang lebih besar untuk melawan infeksi. Namun hubungan tersebut bergeser ketika varian Delta menjadi dominan pada akhir Juni dan Juli.

Pada 3 Oktober,masing-masing di California dan New York, orang yang telah divaksinasi dan tidak memiliki Covid-19 sebelumnya, tercatat tiga hingga empat kali lebih mungkin terinfeksi daripada orang yang tidak divaksinasi sebelumnya.

Dalam periode 13 Oktober hingga 14 November, orang yang divaksinasi yang tidak memiliki Covid-19 sebelumnya di California, sekitar tiga kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit daripada orang yang tidak divaksinasi dengan Covid-19 sebelumnya.

Perlindungan tertinggi ditemukan pada mereka yang memiliki vaksinasi dan sebelumnya memiliki Covid-19. Namun penelitian ini dapat dipengaruhi oleh efek yang dikenal sebagai "bias seleksi", karena mengecualikan orang yang meninggal, yang tidak divaksinasi.

Penelitian lain, termasuk makalah terkenal dari Israel pada Agustus, juga menemukan bahwa kekebalan alami lebih kuat daripada vaksin selama gelombang Delta. Tetapi CDC AS sebelumnya mengambil posisi sebaliknya, berdasarkan data pra-Delta.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan durasi perlindungan dari infeksi sebelumnya berdasarkan jenis varian, tingkat keparahan, dan gejala, termasuk untuk varian Omicron," bunyi kesimpulan makalah itu.

Topik Menarik