Ukraina Tuding Rusia Dalang Serangan Siber dalam Perang Hibrida

Ukraina Tuding Rusia Dalang Serangan Siber dalam Perang Hibrida

Global | inewsid | Senin, 17 Januari 2022 - 06:36
share

KIEV, iNews.id Ukraina menuding Rusia berada di balik serangan siber yang merusak situs web pemerintahnya. Negara bekas Uni Soviet itu juga menuduh Moskow terlibat dalam perang hibrida yang terus meningkat terhadap Kiev.

Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Pengembangan Digital Ukraina, menyusul pernyataan Microsoft yang menyebut puluhan sistem komputer di sejumlah lembaga Pemerintah Ukraina telah terinfeksi malware perusak yang menyamar sebagai ransomware.

Semua bukti menunjukkan bahwa Rusia berada di balik serangan siber. Moskow terus mengobarkan perang hibrida dan secara aktif membangun kekuatannya di bidang informasi dan dunia maya, kata pernyataan kementerian itu, dikutip The Associated Press (AP), Minggu (16/1/2022).

Serangan siber itu terjadi saat ancaman invasi Rusia ke Ukraina tengah mengemuka dan mandeknya perundingan diplomatik untuk menyelesaikan ketegangan antara kedua negara.

Dalam sebuah unggahan singkat di blog mereka pada Sabtu (15/1/2022), pihak Microsoft mengaku pertama kali mendeteksi malware itu pada Kamis (13/1/2022). Temuan itu bertepatan dengan munculnya serangan yang secara bersamaan menyebabkan sekitar 70 situs web milik Pemerintah Ukraina down untuk sementara waktu.

Microsoft mengatakan, sistem yang terpengaruh akibat serangan itu mencakup beberapa organisasi pemerintah, nirlaba, dan teknologi informasi. Perusahaan teknologi itu juga menyatakan, tidak tahu berapa banyak lagi organisasi atau lembaga di Ukraina yang mungkin terpengaruh, namun pihaknya memperkirakan lebih banyak infeksi yang diketahui di kemudian hari.

Seorang eksekutif keamanan siber sektor swasta terkemuka di Kiev, Oleh Derevianko mengatakan, para penyusup menembus jaringan pemerintah melalui pemasok perangkat lunak bersama dalam serangan rantai pasokan seperti kampanye spionase siber Rusia SolarWinds 2020 yang menyasar Pemerintah AS.

Pada 2017, Rusia menargetkan Ukraina dengan virus NotPetya, menjadi salah satu serangan siber paling merusak yang pernah tercatat. Serangan itu menyebabkan kerugian lebih dari 10 miliar dolar AS secara global. Virus itu, juga menyamar sebagai ransomware, mampu menghapus seluruh jaringan.

Dalam serangan yang merusak jaringan web secara massal di Ukraina pada Jumat (14/1/2022) lalu, sebuah pesan yang ditinggalkan oleh penyerang mengklaim bahwa mereka telah menghancurkan data dan menempatkannya secara online. Namun, pihak berwenang Ukraina menyebut klaim tersebut tidak terjadi.

Topik Menarik