Mengapa Putri-Putri Cantik Kerajaan Arab Saudi Ini Tak Berhijab?

Mengapa Putri-Putri Cantik Kerajaan Arab Saudi Ini Tak Berhijab?

Global | sindonews | Minggu, 16 Januari 2022 - 00:05
share

RIYADH - Sederet putri cantik Kerajaan Arab Saudi tampil ke publik dunia tanpa mengenakan hijab atau jilbab. Gaya berbusana mereka justru ala perempuan Barat.

Berikut sederet putri bangsawan Saudi yang tenar dengan prestasi dan penampilannya yang tanpa hijab:

1. Putri Ameera binti Aidan bin Nayef Al-Taweel Al-Otaibi

Foto/House of Saud

Putri Ameeraada yang menulisnya Ameerahmenikah dengan miliarder Pangeran Arab Saudi; Alwaleed bin Talal al-Saud, pada 2008 dan bercerai pada November 2013.

Pangeran Alwaleed merupakan keponakan almarhum Raja Abdullah bin Abdulaziz al-Saud, pendahulu sekaligus saudara tiri raja Arab Saudi saat ini; Salman bin Abdulaziz al-Saud.

Putri Ameera tercatat sebagai lulusan University of New Haven dengan predikat cumlaude.

Dia aktif di berbagai kegiatan kemanusiaan, salah satunya menjabat sebagai komite eksklusif di Yayasan Al Waleed bin Talal, yang memiliki panti asuhan di Burkina Faso.

Foto/Instagram @Deenaaljuhanidaily

Perempuan kelahiran California, 26 Desember 1975, ini adalah putri mantan menteri komunikasi Arab Saudi Ali Al-Juhani.

Dia jadi bagian dari keluarga kerajaan karena menikah dengan Pangeran Sultan bin Fahd bin Nasser bin Abdulaziz pada tahun 1998. Mereka memiliki tiga anak, yakni seorang putri dan dua putra kembar.

Deena menjadi pengusaha dan editor Saudi-Amerika. Dia adalah pendiri dan pemilik DNA Store di Riyadh.

Dia pernah jadi pemimpin redaksi majalah Vogue Arabia , namun diberhentikan pada 13 April 2017, setelah dua masalah di bawah pengawasannya.

Penampilannya identik dengan rambut pendek dan tanpa hijab. Gaya busananya seperti para model ternama.

3. Putri Sara binti Talal al-Saud

Foto/Telegraph

Dia adalah putri Pangeran Talal bin Abdulaziz bin Abdul Rahman bin Faisal al-Saud. Sara dibesarkan di Riyadh di keluarga kerajaan yang bergaya hidup liberal dan progresif.

Ibunya adalah Moudie binti Abdul Mohsen Al Angari, istri ketiga Pangeran Talal, dan telah meninggal pada 2008.

Sara dijuluki "Barbie kecil" karena kecantikannya dan kesejahteraan materinya tetapi dididik oleh pengasuh Inggris yang ketat.

Setelah belajar di King Saud University di Riyadh, dia menikah dengan saudara sepupu yang masih keluarga kerajaan tetapi bercerai di usia 20-an tahun.

Putri Sara menjalankan organisasi amal lokal, yaitu Down\'s Syndrome Riyadh Charity, di Arab Saudi pada pertengahan 2000-an.

Ayahnya sebenarnya pesaing takhta kerajaan, namun pada akhirnya Abdullah bin Abdulaziz al-Saud yang menjadi raja pada Agustus 2005. Putri Sara menerima keputusan itu.

Dia saat itu mengatakan kepada AFP , "Kami, orang-orang Saudi, menginginkan mekanisme suksesi yang lebih jelas...Semua (anggota keluarga kerajaan) menyetujui Putra Mahkota Abdullah mengingat dia adalah yang tertua dan paling berkualitas. Pangeran Sultan juga setuju untuk menjadi putra mahkota. Tapi apa yang terjadi selanjutnya?"

Dia menemani ayahnya ketika dia menjadi duta besar untuk UNICEF, mengunjungi kamp-kamp pengungsi.

Cirikhas penampilan Putri Sara adalah berambut panjang tanpa hijab.

Aturan Pakaian

Pada 2018, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) pernah angkat bicara soal aturan berbusana bagi perempuan Arab Saudi.

Dia mengatakan kaum perempuan di Arab Saudi tidak perlu mengenakan penutup kepala atau abaya hitamjubah longgar, panjang penuh simbol kesalehan Islamselama pakaian mereka layak dan sopan.

Komentar calon raja Saudi ini sejalan dengan reformasinya yang ini melihat kerajaan memberikan perluasan hak-hak perempuan termasuk keputusan untuk mengizinkan perempuan menghadiri acara olahraga publik campuran dan hak untuk mengemudikan mobil di jalan raya.

"Hukumnya sangat jelas dan diatur dalam hukum syariah (hukum Islam): bahwa wanita mengenakan pakaian yang sopan dan terhormat, seperti pria," kata Pangeran MBS dalam wawancaranya dengan stasiun televisi CBS.

"Namun, ini tidak secara khusus menentukan abaya hitam atau penutup kepala hitam. Keputusan sepenuhnya diserahkan kepada wanita untuk memutuskan jenis pakaian yang layak dan terhormat yang dia pilih untuk dipakai."

Sebulan sebelum Pangeran Mohammed berkomentar, seorang ulama senior Saudi mengatakan bahwa wanita harus berpakaian sopan, tetapi ini tidak mengharuskan mengenakan abaya.

Topik Menarik