4 Fakta Rambut Unik Tiongkok Botak di Depan Panjang di Belakang, Nomor 3 Mengerikan
JAKARTA, iNews.id - Rambut unik pria Tiongkok di masa lalu kerap kita temui saat menyaksikan film kungfu. Gaya rambut mereka sangat unik, yakni bagian depan licin alias plontos, namun di bagian belakangnya panjang.
Model rambut khas Negeri Tirai Bambu itu disebut dengan queue.
Gaya rambut seperti itu sudah ada sejak tahun 1600-an dan berlangsung hingga awal abad ke-20 seiring pengaruh Dinasti Qing yang berkuasa sampai penjajahan Jepang.
Berikut deretan fakta rambut unik pria Tiongkok:
1. Diperkenalkan Etnis Manchu
Queue digunakan pertama kali oleh para tentara dari etnis Manchu, yakni sekitar tahun 1644. Gaya rambut ditandai dengan bagian kepala depan dicukur habis dan hanya menyisakan setengah ke belakang yang yang dikepang rapi. Kala itu tentara Manchu melawan Dinasti Ming dan berhasil merebut Beijing. Manchu kemudian mendirikan dinasti sendiri yang disebut Qing. Dinasti inilah yang paling akhir eksis di Tiongkok, hingga tahun 1911.
2. Semua Pria Wajib Bergaya Rambut Queue
Pengaruh Manchu dengan Dinasti Qing-nya semakin kuat di Tiongkok setelah mengalahkan Dinasti Ming. Mereka mengharuskan semua pria tampil dengan gaya rambut queue. Namun, keharusan ini tidak wajib bagi biksu dan pendeta Tao.
Semula, perintah potongan rambut bergaya queue ini mendapat tentangan dari banyak warga Tiongkok. Hal ini dikarenakan saat itu kebanyakan masyarakat menganut paham konfusianisme. Mereka memiliki keyakinan rambut yang mereka miliki adalah suci karena diturunkan dari nenek moyang. Oleh karena itu memotong rambut adalah satu hal yang dianggap tidak sopan.
3. Hukuman Berat Jika Tidak Patuh
Lantas, bagaimana jika ada yang tidak patuh? Dinasti Qing akan memberikan hukuman berat bagi pelanggar. Bahkan, mereka yang tidak mengikuti aturan bisa dihukum mati.
Satu kalimat terkenal yang dikeluarkan Manchu adalah potong rambut atau potong kepala Anda. Ancaman ini yang kemudian menjadi senjata Manchu mewajibkan para pria mengikuti aturan tersebut. Karena beratnya tekanan dan ancaman hukuman, tidak ada warga yang berani membangkang.
Dinasti Qing menerapkan aturan gaya rambut queue bukan hanya kepada mereka yang tinggal di Tiongkok. Warga Tiongkok yang melancong atau menetap di negara lain harus mempertahankan ciri khas queue. Secara tidak langsung, penerapan gaya rambut ini menjadi simbol diserahkannya Tiongkok ke tangan Manchu.
4. Pudar karena Revolusi
Gaya rambut queue perlahan pudar dan menghilang seiring revolusi pada 1911. Masyarakat merasa sangat tidak puas dengan pemerintahan Dinasti Qing. Apalagi, Tiongkok menderita kekalahan dalam perang melawan Jepang. Revolusi itu pun mengakhiri kekuasaan Dinasti Qing.
Para revolusioner di Tiongkok mengaitkan queue dengan pengaruh Dinasti Qing. Mereka memutuskan untuk memotong rambut sebagai bentuk pemberontakan. Langkah itu diikuti luas oleh masyarakat luas hingga menyebar ke seluruh Tiongkok.
Kondisi ini sekaligus menandai jatuhnya Dinasti Qing. Bahkan, kaisar terakhir dinasti juga memotong rambutnya.