AS Beri Korsel Pembebasan Sanksi Iran untuk Bayar Kompensasi

AS Beri Korsel Pembebasan Sanksi Iran untuk Bayar Kompensasi

Global | sindonews | Kamis, 13 Januari 2022 - 13:59
share

SEOUL - Amerika Serikat (AS) telah memberikan Korea Selatan (Korsel) pembebasan sanksi, yang memungkinkan Seoul membayar jutaan dolar kompensasi yang telah jatuh tempo kepada investor Iran atas perselisihan 2010.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korsel mengatakan telah menerima "lisensi khusus" dari Departemen Keuangan AS yang memungkinkan pemerintah Korea Selatan membayar kompensasi kepada Grup Dayyani Iran.

"Lisensi memungkinkan penggunaan sistem keuangan AS untuk membayar kompensasi kepada investor swasta Iran," ungkap Kemlu Korsel, pada Kamis (13/1/2022).

Pada 2018, Pusat Internasional untuk Penyelesaian Perselisihan Investasi memerintahkan Seoul membayar USD61 juta kepada Grup Dayyani atas pengambilalihan Daewoo Electronics yang gagal pada 2010.

"Lisensi itu akan berfungsi sebagai dasar penting untuk menyelesaikan perselisihan dengan investor Iran, dengan harapan itu akan membantu meningkatkan hubungan bilateral," papar Kemlu Korsel.

Pengumuman itu muncul lebih dari sepekan setelah Korea Selatan mengirim diplomat top ke Wina untuk melakukan pembicaraan dengan negosiator AS yang bekerja menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015.

Republik Islam Iran adalah mitra dagang Timur Tengah terbesar ketiga Korea Selatan sebelum Amerika Serikat secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015.

Iran telah menjadi pemasok minyak utama ke Korea Selatan yang miskin sumber daya. Sebaliknya, Iran mengimpor peralatan industri, peralatan rumah tangga, dan suku cadang kendaraan dari Seoul.

Tahun lalu, Iran mengancam Korea Selatan dengan tindakan hukum kecuali Seoul melepas lebih dari USD7 miliar dana beku untuk pengiriman minyak.

Di sela-sela pembicaraan nuklir pekan lalu, Korea Selatan mengatakan sedang mencari cara untuk menyelesaikan masalah aset Iran yang dibekukan di Korea.

Prancis, Jerman dan Inggris berpartisipasi dalam pembicaraan tentang kesepakatan nuklir 2015, bersama dengan Rusia dan China, sementara Amerika Serikat terlibat secara tidak langsung.

Topik Menarik