Sempat Ditangkap, Profesor Afghanistan Pengkritik Taliban Dibebaskan

Sempat Ditangkap, Profesor Afghanistan Pengkritik Taliban Dibebaskan

Global | sindonews | Rabu, 12 Januari 2022 - 04:14
share

KABUL - Seorang profesor universitas terkemuka Afghanistan yang ditangkap oleh otoritas Taliban setelah mengkritik mereka di televisi dibebaskan pada hari Selasa. Hal itu diungkapkan oleh putrinya.

Profesor Faizullah Jalal ditahan di Kabul pada hari Sabtu dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui oleh pasukan Taliban, yang kembali berkuasa pada bulan Agustus.

"Setelah lebih dari empat hari penahanan atas tuduhan tak berdasar, saya mengkonfirmasi bahwa Profesor Jalal sekarang akhirnya dibebaskan," tweet putrinya Hasina Jalal, seorang peneliti di Universitas Georgetown di Washington, setelah meluncurkan kampanye media sosial yang menyerukan pembebasannya seperti dikutip dari France24 , Rabu (12/1/2022).

Sebelumnya, juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid mentweet bahwa Jalal telah membuat pernyataan di media sosial di mana dia dikatakan berusaha menghasut orang untuk menentang sistem.

"Dia telah ditangkap agar orang lain tidak membuat komentar tidak masuk akal serupa ... yang merugikan martabat orang lain," tambahnya.

Keluarga Jalal mengatakan tweet yang dibagikan oleh Mujahid yang menjad dasar penangkapannya berasal dari akun Twitter palsu yang mereka coba tutup.

"Taliban hanya menggunakan pos-pos ini sebagai alasan untuk membungkam suara keras di dalam negeri," kata Hasina kepada AFP setelah penangkapan.

Video penampilan Jalal di televisi yang menyerang kekuasaan Taliban yang kuat dan situasi ekonomi yang memburuk sebelumnya telah menjadi viral di media sosial, memicu kekhawatiran bahwa dia mengambil risiko pembalasan Taliban.

Dalam satu acara bincang-bincang langsung, dia menyebut juru bicara Taliban Mohammad Naeem -- yang juga berpartisipasi -- sebagai "anak sapi", sebuah penghinaan besar di Afghanistan.

Putrinya mengatakan Jalal, berusia akhir 50-an, telah menolak tawaran untuk meninggalkan negara itu setelah Taliban merebut kekuasaan, sebagian besar hidup dalam persembunyian di Kabul sementara keluarganya melarikan diri ke Eropa.

Seorang profesor lama hukum dan ilmu politik di Universitas Kabul, Jalal telah mendapatkan reputasi sebagai kritikus para pemimpin Afghanistan selama beberapa dekade terakhir.

Sejak pengambilalihan mereka, kelompok Islam garis keras telah menindak perbedaan pendapat, dengan paksa membubarkan protes hak-hak perempuan dan secara singkat menahan beberapa wartawan Afghanistan.

Topik Menarik