Tokayev Klaim Gagalkan Kudeta
ALMATY - Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, mengatakan bahwa negaranya telah berhasil mengalahkan upaya kudeta selama terjadi aksi unjuk rasa yang berujung ricuh pekan lalu. Pernyataan Presiden Tokayev itu disampaikan dalam konferensi video daring dengan para pemimpin dari beberapa negara bekas Soviet pada Senin (10/1).
"Militan bersenjata telah menunggangi aksi protes untuk mencoba merebut kekuasaan," kata Tokayev. "Tujuan utama mereka amat jelas yaitu merusak tatanan konstitusional, penghancuran institusi pemerintah dan perebutan kekuasaan. Itu adalah upaya kudeta," imbuh Tokayev.
Pekan lalu Kazakhstan mengalami aksi kekerasan terburuk dalam sejarah yang menyebabkan puluhan orang yang tewas saat terjadi bentrokan. Pemerintah Kazakhstan menuduh para bandit bersenjata dan teroris berada di balik kerusuhan, yang dipicu dengan aksi protes atas kenaikan harga bahan bakar.
Selain itu pemerintah Kazakhstan juga mengatakan bahwa laporan media asing terkait kerusuhan telah menciptakan kabar bohong yang mengatakan bahwa pemerintah Kazakhstan telah menargetkan para pengunjuk rasa damai.
Sementara Presiden Tokayev mengatakan dalam konferensi video daring bahwa personel keamanan negaranya tidak pernah menembak dan tidak akan pernah menembaki sebuah aksi demonstrasi damai.
Keretakan Antar Elite
Sementara itu imbas dari terjadinya kerusuhan pekan lalu, Presiden Tokayev pada Minggu (9/1)dilaporkan telah memecat dua pejabat tinggi keamanan negaranya. Mereka yang dipecat adalah Marat Osipov dan Daulet Ergozhin, wakil dari mantan kepala intelijen Karim Massimov yang sudah ditangkap lebih dahulu atas tuduhan makar.
Kerusuhan yang terjadi di Kazakhstan juga telah memicu spekulasi tentang keretakan yang ada di antara elite negara. Saat terjadi kerusuhan, Presiden Tokayev telah mencopot mantan Presiden Nursultan Nazarbayev dari jabatan Dewan Keamanan negara.
Nazarbayev, yang secara luas dianggap memegang kendali di negara Asia Tengah yang kaya minyak itu meskipun mengundurkan diri dari kursi kepresidenan pada 2019, belum berbicara di depan umum sejak krisis dimulai.
Nazarbayev memilih Tokayev sebagai penggantinya ketika ia mengundurkan diri setelah lebih dari seperempat abad sebagai kepala negara.
Sebelumnya pada Rabu (5/1), pemerintahan Perdana Menteri Askar Mamin telah mengundurkan diri dan Tokayev sudah mengumumkan keadaan darurat di Almaty, kota terbesar di Kazakhstan, hingga 19 Januari mendatang.
Presiden Tokayev kemungkinan akan menunjuk anggota pemerintah baru ketika dia berpidato di parlemen pada Selasa (11/1). AFP/DW/I-1