Utang Sri Lanka ke Tiongkok Diminta Direstrukturisasi

Utang Sri Lanka ke Tiongkok Diminta Direstrukturisasi

Global | koran-jakarta.com | Selasa, 11 Januari 2022 - 01:00
share

KOLOMBO - Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa meminta Tiongkok untuk merestrukturisasi pembayaran utangnya sebagai bagian dari upaya untuk membantu negara Asia Selatan itu mengatasi situasi keuangannya yang memburuk.

Permintaan tersebut disampaikan Gotabaya Rajapaksa dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, Minggu (9/1).

Dalam dekade terakhir, Tiongkok telah meminjamkan Sri Lanka lebih dari lima miliar dollar AS untuk proyek-proyek infrastruktur, termasuk jalan, bandara, dan pelabuhan. Tetapi, para kritikus mengatakan uang itu digunakan untuk skema yang tidak perlu dengan bunga rendah.

"Presiden menunjukkan bahwa akan sangat melegakan negara jika perhatian dapat diberikan pada restrukturisasi pembayaran utang sebagai solusi atas krisis ekonomi yang muncul dalam menghadapi pandemi Covid-19," kata Kantor Kepresidenan.

Pernyataan itu mengatakan Tiongkok diminta memberikan persyaratan "konsesi" untuk ekspornya ke Sri Lanka, yang berjumlah sekitar 3,5 miliar dollar AS tahun lalu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Rajapaksa menawarkan untuk mengizinkan turis Tiongkok kembali ke Sri Lanka asalkan mereka mematuhi peraturan ketat pencegahan Covid-19.

Impor Lebih Banyak

Sebelum pandemi, Tiongkok menjadi sumber utama turis Sri Lanka, dan mengimpor lebih banyak barang dari Tiongkok daripada dari negara lain mana pun.

Dalam beberapa bulan terakhir, Sri Lanka telah mengalami krisis utang dan valuta asing yang parah, yang diperburuk oleh hilangnya pendapatan turis selama pandemi. Tiongkok adalah pemberi pinjaman terbesar keempat Sri Lanka, di belakang pasar keuangan internasional, Bank Pembangunan Asia, dan Jepang.

Negara itu telah menerima miliaran dollar AS pinjaman lunak dari Tiongkok, tetapi negara kepulauan itu telah dilanda krisis valuta asing yang menurut beberapa analis telah mendorongnya ke ambang default .

Sri Lanka tahun ini harus membayar utang sekitar 4,5 miliar dollar AS dimulai dengan obligasi pemerintah internasional senilai 500 juta dollar AS, yang jatuh tempo pada 18 Januari.

Bank sentral negara itu telah berulang kali meyakinkan investor bahwa semua pembayaran utang akan dipenuhi dan dana untuk pembayaran obligasi bulan ini telah dialokasikan. Sri Lanka adalah bagian penting dari Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok, sebuah rencana jangka panjang untuk mendanai dan membangun infrastruktur yang menghubungkan Tiongkok dengan seluruh dunia.

Namun, beberapa negara, termasuk AS, telah menyebut proyek itu sebagai "jebakan utang" untuk negara-negara yang lebih kecil dan lebih miskin. Beijing selalu menolak tuduhan itu, dan sebagai tanggapan menuduh beberapa orang di Barat mempromosikan narasi ini untuk menodai citranya.

Original Source
Topik Menarik