IMF Peringatkan Negara-negara Berkembang soal Guncangan Ekonomi

IMF Peringatkan Negara-negara Berkembang soal Guncangan Ekonomi

Global | koran-jakarta.com | Selasa, 11 Januari 2022 - 00:03
share

WASHINGTON - Dana Moneter Internasional (IMF), pada Senin (10/1), memperingatkan negara-negara berkembang untuk bersiap atas kemungkinan masa-masa sulit karena bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, tengah bersiap untuk menaikkan suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat karena varian Omicron dari Covid-19.

IMF yang dijadwalkan untuk merilis perkiraan ekonomi terbaru pada 25 Januari, mengatakan bahwa untuk saat ini pemulihan ekonomi global dari kerusakan akibat pandemi harus berlanjut tahun ini dan tahun depan.

"Tetapi, risiko terhadap pertumbuhan tetap tinggi oleh pandemi yang terus bangkit kembali," tulis ekonom IMF, Stephan Danninger, Kenneth Kang, dan Helene Poirson dalam sebuah blog .

Varian Omicron yang sangat menular telah menyebar seperti api di seluruh dunia sejak pertengahan Desember, menyebabkan rekor jumlah kasus Covid-19 baru dalam gelombang terbaru krisis kesehatan global. Omicron, yang tampaknya menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada jenis virus korona sebelumnya, menyebabkan negara-negara menerapkan kembali langkah-langkah kesehatan yang menghambat pertumbuhan ekonomi.

"Mengingat risiko bahwa ini bisa bertepatan dengan pengetatan Fed yang lebih cepat, negara-negara berkembang harus bersiap menghadapi potensi gejolak ekonomi," kata para ekonom, karena negara-negara ini juga menghadapi inflasi yang meningkat dan utang publik yang jauh lebih tinggi.

Lebih Agresif

The Fed telah mengisyaratkan bahwa mereka akan menaikkan suku bunga utama lebih cepat dan lebih agresif dari yang direncanakan, untuk melawan inflasi yang merajalela di AS yang memukul rumah tangga dan konsumsi AS, mesin pertumbuhan ekonomi di Amerika.

Dengan suku bunga yang lebih tinggi berarti biaya pembiayaan untuk beberapa negara berkembang dengan utang dalam mata uang dollar pun akan meningkat. Padahal, negara-negara tersebut sudah tertinggal dalam pemulihan ekonomi global sehingga kurang mampu menyerap pengeluaran tambahan.

"Sementara biaya pinjaman dollar tetap rendah bagi banyak orang, kekhawatiran tentang inflasi domestik dan pendanaan asing yang stabil membuat beberapa pasar negara berkembang tahun lalu, termasuk Brasil, Russia, dan Afrika Selatan, mulai menaikkan suku bunga," kata IMF.

"Kenaikan suku bunga The Fed yang lebih cepat dapat mengguncang pasar keuangan dan menyebabkan kondisi keuangan yang lebih ketat dalam skala global," bunyi blog tersebut.

Risikonya adalah akan ada perlambatan permintaan dan perdagangan di AS, serta pelarian modal dan depresiasi dollar di pasar negara-negara berkembang.

IMF merekomendasikan agar negara-negara ekonomi berkembang "menyesuaikan respons mereka berdasarkan keadaan dan kerentanan mereka".

Topik Menarik