Kritik Keras Pemerintah Taliban, Profesor Universitas Ternama Ditangkap
KABUL, iNews.id - Seorang profesor universitas terkemuka Afghanistan ditangkap pemerintah Taliban. Dia ditangkap karena melontarkan kritik-kritik keras kepada rezim garis keras Taliban.
Profesor Faizullah Jalal ditangkap setelah beberapa kali tampil di acara bincang-bincang televisi sejak pemerintah yang didukung AS sebelumnya digulingkan pada Agustus. Dia menyalahkan Taliban atas krisis keuangan yang memburuk dan mengkritik mereka yang memerintah dengan paksa.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mentweet, Prof Jalal telah ditahan Sabtu (8/1/2022) karena pernyataan yang dia buat di media sosial. Profesor Jalal dinilai berusaha menghasut masyarakat untuk menentang sistem dan bermain dengan martabat rakyat.
"Dia ditangkap agar orang lain tidak membuat komentar tidak masuk akal serupa atas nama profesor atau sarjana yang merugikan martabat orang lain," katannya.
Mujahid membagikan tangkapan layar dari cuitan yang dia klaim telah diposting oleh Prof Jalal. Cuitan itu mengatakan, kepala intelijen Taliban merupakan kaki tangan Pakistan. Pemerintah baru menganggap warga Afghanistan sebagai keledai.
Dalam satu penampilan televisi, Prof Jalal menyebut juru bicara Taliban Mohammad Naeem, sebagai anak sapi. Padahal juru bicara tersebut juga hadir dalam acara itu. Hal itu dinilai sebagai penghinaan besar di Afghanistan.
Klip kritik pedasnya menjadi viral di media sosial. Hal itu memicu kekhawatiran akan adanya pembalasan Taliban.
Istri Prof Jalal, Massouda memposting di Facebook bahwa suaminya telah ditangkap oleh pasukan Taliban. Mantan kandidat presiden wanita pertama Afghanistan itu mengatakan lokasi penahanan tidak diketahui.
"Dr Jalal telah berjuang dan berbicara untuk keadilan dan kepentingan nasional dalam semua kegiatannya yang berkaitan dengan hak asasi manusia," katanya.
Profesor hukum dan ilmu politik di Universitas Kabul, Prof Jalal telah lama memiliki reputasi sebagai kritikus para pemimpin Afghanistan.
Di Twitter, kelompok hak asasi Amnesty International mengutuk penangkapan dosen terkait kebebasan berekspresi dan mengkritik Taliban untuk menyerukan pembebasannya segera dan tanpa syarat.
Sejumlah Pemimpin Dunia Minta Bangladesh Hentikan Kasus Hukum terhadap Ekonom Muhammad Yunus
Taliban telah membentuk Kabinet yang semuanya laki-laki. Seluruhnya terdiri atas anggota kelompok tersebut, dan hampir secara eksklusif dari etnis Pashtun.
Mereka semakin membatasi hak perempuan untuk bekerja dan belajar. Itu memicu kecaman internasional yang meluas.
Sejak kembali berkuasa, Taliban telah menindak perbedaan pendapat dengan paksa. Dia juga membubarkan protes hak-hak perempuan dan menahan beberapa wartawan Afghanistan.