Nggak Ada Ampun, Pemerintah Australia Batalkan Visa Novak Djokovic
Pemerintah Australia akhirnya membatalkan visa petenis Novak Djokovic secara dramatis, begitu pemain asal Serbia itu tiba di Melbourne untuk melakoni turnamen bergengsi Australian Open, yang akan dihelat pada 17 Januari mendatang.
Juara Australia Open sembilan kali ituditahan di bandara,beberapa jam sebelum polisi perbatasan mengumumkan dia tidak memenuhi aturan masuk, dan akan segera dideportasi.
PM Australia Scott Morrison menegaskan, tak ada seorang pun yang bisa melampaui aturan negaranya. Namun, Djokovic dilaporkan telah menantang keputusan tersebut.
Tak lama setelah Djokovic tiba di Melbourne, otoritas berwenang menegaskan, pihaknya tidak menerima visa yang mengizinkan pengecualian medis karena tidak divaksinasi.
Sejauh ini, Djokovic memang belum berbicara tentang status vaksinasinya. Namun, tahun lalu, petenis kelahiran 22 Mei 1987 itu memberikan isyarat menentang vaksinasi.
Dalam pernyataan resminya, polisi perbatasan Australia mengatakan, Djokovic gagal memberikan bukti yang memadai sebagai syarat memasuki wilayah Negeri Kanguru. Karena itu, visa Djokovic dicabut.
"Non warga negara yang tidak memiliki visa masuk yang valid, atau visanya dibatalkan, akan ditahan dan dikeluarkan dari Australia," demikian bunyi pernyataan tersebut, seperti dilansir BBC , Kamis (6/1).
Soal ini, Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan, warga Australia telah berjuang keras menjalani program vaksinasi Covid-19.
Di banyak negara bagian dan teritori yang berbeda, warga Australia wajib menunjukkan bukti vaksinasi.
"Aturan serupajuga kami terapkan kepada siapa pun, yang memasuki Australia. Ini bukan aturan yang tidak masuk akal," jelas Hunt dalam program Channel 7 News Sunrise , seperti dikutip BBC , Kamis (6/1).
Perdana Menteri Australia Scott Morrison lebih tegas lagi. "Visa Djokovic telah dibatalkan. Aturan adalah aturan. Terutama, jika menyangkut urusan perbatasan negara kami. Tak seorang pun bisa melampaui aturan tersebut," ujar Greg melalui akun Twitternya.
Perlakuan pemerintah Australia ini memicu kemarahan di negara asal Djokovic, Serbia. Sang ayah, Srdjan Djokovic mengatakan, anaknya berada di sebuah ruangan yang dijaga polisi.
"Ini bukan hanya pertarungan untuk Novak, tapi untuk seluruh dunia," kata Srdjan dalam sebuah pernyataan yang dirilis ke media.
Sementara Presiden Serbia Aleksander Vucic mengatakan, Djokovic telah menjadi korban pelecehan. Ia memastikan, seluruh Serbia mendukungnya.
Australia melaporkan puluhan ribu kasus Covid-19 untuk pertama kalinya, setelah menjalani pembatasan paling ketat di dunia.
Lebih dari 90 persen populasi Australia berusia 16 tahun ke atas, telah divaksin penuh.
Namun, masih ada warga yang tidak dapat melakukan perjalanan antarnegara bagian atau global, karena ketatnya aturan terkait vaksinasi di negara tersebut.
Terkait hal ini, banyak warga Australia menuding pemerintah telah membiarkan orang berduitdan terkenal, untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Sementara orang biasa,terpisahdari orang-orang terkasih yang sakit dan sekarat.
Namun, anggapan tersebut tak terbukti pada kasus Djokovic. [HES]