14 Juta Warga Perlu Bantuan Kemanusiaan
Sebuah badan PBB mengatakan lebih dari 14 juta orang di Myanmar atau sekitar seperempat populasi negara itu, akan membutuhkan bantuan kemanusiaan pada tahun ini. Laporan mengenai kebutuhan bantuan kemanusiaan di Myanmar itu disampaikan lewat rilis dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA).
"Warga Myanmar menghadapi krisis politik, sosial ekonomi, HAM, dan kemanusiaan yang belum pernah terjadi dengan kebutuhan yang melonjak secara dramatis," ungkap OCHA
Laporan itu juga menyebutkan penyebab krisis kemanusiaan itu diperparah oleh harga makanan dan bahan bakar melonjak setelah kudeta militer pada Februari lalu.
OCHA mengatakan bahwa pembatasan pergerakan akibat pandemi virus korona memperparah situasi kemanusiaan di Myanmar.
Menurut OCHA, krisis kemanusiaan di Myanmar diproyeksikan akan mendorong hampir setengah populasi ke dalam jurang kemiskinan pada 2022 serta menghapus kemakmuran yang diraih sejak 2005.
"Sekarang diperkirakan bahwa 14 dari 15 negara bagian dan wilayah di Myanmar berada dalam ambang kritis malnutrisi akut," ungkap OCHA.
Ancaman Lainnya
Dalam laporannya, OCHA juga menyatakan bahwa tekanan yang tak henti-hentinya pada masyarakat memiliki dampak yang tidak dapat disangkal pada kesehatan fisik dan mental bangsa, terutama kesejahteraan psikologis anak-anak dan remaja.
Risiko dan insiden perdagangan manusia, yang sudah meningkat pada 2021, diperkirakan semakin meningkat.
"Di daerah yang terkena dampak konflik, seluruh masyarakat, termasuk anak-anak, mengungsi, meningkatkan risiko bagi anak perempuan dan laki-laki untuk dibunuh, terluka, diperdagangkan, direkrut dan digunakan dalam konflik bersenjata. NHK/I-1