Haru, Pria Ini Bertemu Ibunya Setelah Diculik 33 Tahun Berkat Gambar Kampung Halaman
BEIJING, iNews.id - Seorang pria di China bertemu kembali dengan keluarganya setelah berpisah 33 tahun. Pria bernama Li Jingwei itu diculik sejak usia 4 tahun kemudian dijual kepada keluarga di kota lain berjarak ribuan kilometer.
Li berkumpul lagi dengan keluarganya setelah menunjukkan gambar kota kelahiran yang dibuat dengan torehan tangan. Dia bertemu kembali dengan ibunya tepat pada Tahun Baru 2022, Sabtu lalu, di Kota Lankao, Provinsi Henan.
"Saya tidak pernah mengira bisa melihat kamu lagi," kata ibu Li, sambil memeluk putranya, dikutip dari China Daily, Senin (3/1/2022).
Li diculik dari kampung halamannya di Zhaotong, Provinsi Yunnan, lalu dijual ke sebuah keluarga di Lankao, berjarak sekitar 1.600 km.
Didorong berita mengenai anak-anak yang diculik dari keluarganya, Li lalu mengunggah video di sebuah platform media sosial pada 15 Desember lalu. Di video itu dia menunjukkan gambar yang menunjukkan lansekap kota kelahiran.
Sejak diculik, dia sering menggambar kampung halaman di tanah menggunakan tongkat untuk melepas rindu dengan tempat kelahirannya.
Pengakuan Mengejutkan dari Miliarder Inggris Richard Branson: Kami Akan Kehilangan Segalanya
Li sempat pesimistis, mengira butuh waktu bertahun-tahun untuk menemukan kembali keluarganya. Namun secara mengejutkan, dia mendapat petunjuk mengenai ibunya setelah mengunggah video tersebut.
Polisi lalu menemukan ibu Li di Zhoukou. Hasil tes DNA menunjukkan ada kecocokan antara Li dan ibunya.
"Saya tidak menyangka akan menemukan keluarga saya secepat ini. Ketika saya menemui keluarga pada hari pertama Tahun Baru, saya merasa seperti terlahir kembali," tuturnya.
Pada kesempatan itu dia juga bertemu dengan adik laki-laki dan perempuannya.
Kementerian Keamanan Publik mengungkap, kepolisian telah mempertemukan 10.932 anak hilang atau diculik dengan keluarganya sepanjang 2021 melalui kampanye nasional Tuanyuan.
Kampanye Tuanyuan atau berarti reuni telah memulangkan 2.538 korban yang telah terpisah dari keluarga mereka selama 20 hingga 30 tahun, 1.812 korban selama 30 hingga 40 tahun, 371 korban selama 40 hingga 50 tahun, 190 korban selama 50 hingga 60 tahun, dan 110 korban selama lebih dari 60 tahun.
