Dian Sastro Jadi Aktor Sekaligus Produser, Gandeng Sutradara Malaysia
JAKARTA, iNews.id - Bintang film Dian Sastrowardoyo membuat gebrakan menjadi aktor sekaligus produser dalam Film Esok Tanpa Ibu. Dua peran ini membuat Dian berada di dua posisi berbeda sebagai orang di depan dan di balik layar.
Sebagai produser, Dian Sastro menilai film Esok Tanpa Ibu yang tayang pada Januari 2026, bukan sekadar proyek akting melainkan ruang pembelajaran bersama karena film ini disutradarai Ho Wi-ding, sutradara asal Malaysia.
“Kita dapat latihan untuk bekerja sama dengan sutradara luar, tapi syutingnya di Indonesia," ujar Dian.
Menurutnya, pengalaman ini menjadi simulasi penting bagi insan perfilman Tanah Air untuk bersaing di level internasional. Dian menilai proses ini membuka mata standar kerja kru dan aktor Indonesia sudah sangat mumpuni.
Sebagai pemain, Dian juga aktif dalam membangun chemistry antarpemain. Waktu terbatas antara berperan sebagai produser dan akting membuat Dian berinisiatif menciptakan kedekatan secara cepat dengan langsung "merangkul” Ringgo Agus Rahman dan Ali Fikry tanpa basa-basi.
“Kita enggak ada era chit-chat. Langsung aja, jajan bareng, ngobrol, makan bareng,” kata Dian.
Ringgo Agus mengakui kehadiran Dian membuat proses bekerja menjadi lebih ringan. Dia menyebut Dian sebagai sosok yang mudah diajak berdiskusi.
“Ngobrol itu gampang banget. Jadi pas di set, rasanya udah kayak keluarga,” ujar Ringgo.
Sebagai produser, Dian juga merasa bangga karena film ini memperlihatkan sisi Indonesia yang mungkin belum banyak dikenal oleh kru asing. Lewat momen ini, bisa menunjukkan bagaimana alam Indonesia hingga kualitas manusianya.
“Bisa ngajak orang luar syuting di Indonesia itu kebanggaan. Kita bisa nunjukin alamnya, tapi juga kualitas manusianya,” kata Dian.
Dian menegaskan Esok Tanpa Ibu bukan hanya soal cerita keluarga, tetapi juga soal menunjukkan kapasitas industri film Indonesia. Mulai dari aktor hingga kru, semua terlibat dengan disiplin dan standar kerja tinggi. Bahkan, menurut Dian, kru asing yang terlibat justru ketagihan dan ingin kembali bekerja di Indonesia.










