Telinga Wanita Ini di Ada Kaki Pascaoperasi Kecelakaan Kerja
JAKARTA - Telinga wanita ini ada di kaki, pascaoperasi kecelakaan kerja. Wanita nahas itu harus menjalani sejumlah proses operasi demi penyelamatan dirinya.
Ceritanya, seorang pekerja pabrik wanita di Shandong, Tiongkok, mengalami kecelakaan kerja yang mengerikan. Rambut wanita yang tidak disebutkan namanya tersebut, tersangkut di mesin berat. Akibatnya, telinga kirinya robek, kulit kepala dan sebagian kulit wajahnya.
Meskipun kecelakaan itu tidak membahayakan nyawa wanita tersebut, namun dibutuhkan operasi rekonstruksi. Termasuk penyambungan kembali telinganya.
Setelah memeriksa luka wanita itu, dokter memutuskan bahwa telinganya tidak dapat langsung disambungkan kembali ke tempat asalnya. Penyebabnya adalah kerusakan pada pembuluh darah yang memasoknya.
(Foto: OddityCentral)
Untuk memaksimalkan peluang keberhasilan penyambungan kembali, telinga tersebut perlu dipulihkan kesehatannya terlebih dahulu. Mereka memilih punggung kaki sebagai tempat terbaik untuk memulihkan kesehatan telinga.
Alasannya, kulit di area tersebut tipis dan pembuluh darahnya memiliki diameter yang mirip dengan yang ada di telinga. Sehingga penempatan sementara ini mempermudah transplantasi.
Pembuluh darah kecil di telinga hanya berjarak 0,2 hingga 0,3 milimeter, yang membuat penyambungannya dengan pembuluh darah di telapak kaki pasien menjadi mimpi buruk bagi tim bedah. Dikutip dari odditycentral, Minggu (14/12/2025), mereka bekerja selama 10 jam, menjahit setiap pembuluh darah, menggunakan jarum dan benang yang lebih tipis dari rambut manusia.
Beberapa hari pertama sangat kritis, karena aliran darah tidak sempurna. Untungnya dokter berhasil menstabilkan transplantasi, dan telinga kembali berwarna merah muda yang sehat.
Selama lima bulan berikutnya, wanita itu hanya memakai sepatu longgar untuk menghindari tekanan saat keluar rumah, dan berjalan cukup cepat untuk melancarkan peredaran darah.
Selama periode ini, kulit yang ditransplantasikan di kepalanya juga secara bertahap menempel, menunggu operasi reposisi akhir.
Beberapa bulan kemudian, tim ahli bedah mencoba memposisikan kembali telinga wanita itu ke tempat asalnya, tetapi ternyata sangat sulit. Pembuluh darah dan saraf di kulit kepala wanita itu terpelintir dan berubah bentuk.
Dokter pun harus membedah jaringan lapis demi lapis di bawah mikroskop untuk menemukan pembuluh darah dan saraf yang dapat digunakan sebelum menghubungkannya dengan yang ada di telinga.
Akhirnya, setelah lima bulan yang menyakitkan, telinga kiri wanita itu kembali ke tempatnya.










