Benarkah Orang Justru Menemukan Jodoh Setelah Usia 30-an?
JAKARTA – Benarkah banyak orang baru menemukan jodoh setelah menginjak usia 30-an? Fenomena ini kerap menjadi perbincangan dan ternyata didukung oleh berbagai survei dan pengamatan sosial.
Sejumlah media gaya hidup Amerika Serikat seperti HuffPost, Psychology Today, dan The Cut mencatat bahwa banyak individu menemukan pasangan sejati setelah usia 30 tahun. Temuan ini menunjukkan adanya pergeseran norma dalam dunia kencan, di mana cinta dan hubungan serius tidak lagi harus terjadi di usia muda. Definisi “dewasa” pun ikut berubah, seiring berkurangnya tekanan sosial untuk menikah lebih cepat.
Survei tersebut menyoroti bahwa pada usia yang lebih matang, seseorang cenderung menemukan stabilitas emosional dan kecocokan yang lebih baik dalam hubungan, berbeda dengan ekspektasi tradisional yang menganggap usia 20-an sebagai masa ideal untuk menikah.
Melansir HuffPost, banyak orang yang masih lajang di usia 30-an mengaku bahwa usia 20-an mereka dihabiskan untuk membangun karier, mengejar pendidikan, bepergian, atau menemukan jati diri. Memasuki usia 30-an, barulah fokus bergeser pada membangun kehidupan bersama pasangan atau membentuk keluarga.
Berikut sejumlah alasan mengapa banyak orang justru menemukan hubungan yang lebih sehat dan bermakna setelah usia 30 tahun:
1. Lebih Menyadari Nilai dan Harga Diri
Di usia 20-an, banyak orang terutama perempuan sering mengabaikan tanda bahaya dalam hubungan karena merasa tertekan untuk segera memiliki pasangan. Nilai diri kerap diukur dari status hubungan. Namun, memasuki usia 30-an, seseorang umumnya telah memahami bahwa harga dirinya tidak ditentukan oleh keberadaan pasangan, melainkan oleh siapa dirinya sendiri.
2. Hubungan Bukan Penentu Kesuksesan Hidup
Pada usia 30-an, banyak orang telah membangun kehidupan yang bermakna secara mandiri. Hubungan dipandang sebagai pelengkap kebahagiaan, bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Pengalaman patah hati di masa lalu juga mengajarkan bahwa hidup tidak berakhir hanya karena sebuah hubungan gagal.
3. Lebih Nyaman dengan Diri Sendiri, Termasuk dalam Kehidupan Seksual
Dengan bertambahnya usia, seseorang cenderung lebih mengenal tubuh dan kebutuhannya sendiri. Rasa tidak percaya diri yang sering muncul di usia 20-an perlahan berkurang, sehingga hubungan intim pun dijalani dengan lebih nyaman dan menyenangkan.
4. Tahu Apa yang Disukai dan Diyakini
Di usia 30-an, seseorang biasanya sudah lebih jujur terhadap diri sendiri. Tidak lagi berpura-pura menyukai hal-hal tertentu demi diterima pasangan. Pandangan soal hidup, nilai, politik, dan spiritualitas pun lebih jelas dan berani diungkapkan. Kejujuran ini justru memungkinkan hubungan yang lebih dalam dan autentik.
5. Lebih Bijak Membedakan Hubungan Serius dan Kasual
Pengalaman membuat seseorang lebih memahami perbedaan antara hubungan kasual dan hubungan jangka panjang. Di usia 30-an, banyak orang tidak lagi mudah terjebak dalam hubungan tanpa arah yang berujung pada luka emosional.
6. Memahami Bahwa Hubungan Butuh Proses
Hubungan tidak selalu berjalan mulus. Usia 30-an mengajarkan bahwa konflik dan perbedaan pendapat adalah bagian dari proses bertumbuh bersama. Selama kedua pihak saling peduli dan ingin berkembang, hubungan tidak harus langsung diakhiri saat menghadapi masalah pertama.










