Cuaca Lagi Panas-panasnya, Waspada Penyakit Migrain dan Serangan Jantung

Cuaca Lagi Panas-panasnya, Waspada Penyakit Migrain dan Serangan Jantung

Gaya Hidup | okezone | Kamis, 16 Oktober 2025 - 13:35
share

JAKARTA - BMKG memprediksi cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah baru akan mereda pada akhir Oktober hingga awal November 2025.

Adapun faktor yang menyebabkan cuaca panas ekstrem ini adalah pergeseran semu matahari ke wilayah selatan Indonesia. Selain itu, minimnya tutupan awan membuat sinar matahari langsung menyentuh permukaan bumi dan bertepatan dengan masuknya musim pancaroba.

Ternyata, cuaca panas ini bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Sebuah studi tahun 2022 menyebut cuaca panas ekstrem dapat meningkatkan risiko kematian, terutama bagi individu yang lebih tua.

“Sangat mudah di musim panas untuk terganggu oleh banyak kegiatan luar ruangan yang menyenangkan, tetapi panas dapat memengaruhi kesehatan Anda dan membuat Anda sangat sakit, terutama jika Anda tidak memperhatikan tanda-tanda dari tubuh Anda atau berada pada usia yang ekstrem,” kata Dr. Jo Anna Leuck, MD, dekan asosiasi urusan pendidikan di Sekolah Kedokteran Burnett Universitas Kristen Texas.

Berikut ini adalah enam risiko kesehatan paling umum yang dapat meningkat saat suhu lebih tinggi.

Migrain

Serangan migrain memengaruhi 12 hingga 15 populasi umum dan bisa memberi efek melemahkan. Panas juga menambah efek inflamasi sehingga dapat memperpanjang migrain.

“Migrain bukanlah ‘sakit kepala yang buruk,’” kata Dr. Joshua Feinstein, MD, dokter kedokteran darurat di Memorial Hermann.

“Panas menambah efek inflamasi yang dapat memperpanjang migrain,” tambah Feinstein.

Serangan Jantung

Ketika terpapar panas dengan suhu yang lebih tinggi dari suhu tubuh kita, jantung harus bekerja lebih keras dan berdetak lebih cepat. Peningkatan kerja jantung ini bisa menyebabkan serangan jantung dan masalah jantung lainnya.

“Ketika kita terpapar panas, terutama suhu yang lebih tinggi dari suhu tubuh kita, jantung harus bekerja lebih keras dan berdetak lebih cepat karena perlu mengedarkan darah ke kulit untuk memungkinkan keringat dan mekanisme lain yang digunakan tubuh untuk melindungi diri dari panas,” kata Leuck.

“Peningkatan kerja dapat menyebabkan serangan jantung dan masalah jantung lainnya pada mereka yang berisiko.”

Stroke

Sebuah studi tahun 2020 menunjukkan bahwa kondisi cuaca, termasuk suhu tinggi, menjadi faktor risiko baru untuk stroke. Para penulis mencatat bahwa mungkin ada periode jeda satu hingga enam hari antara paparan cuaca panas dan kejadian stroke.

Leuck menunjuk alasan yang sama dengan risiko serangan jantung sebagai penyebab utama peningkatan keparahan stroke, di mana panas ekstrem dapat membuat tubuh stres sehingga meningkatkan peluang terjadinya stroke, terutama bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi.

“Panas ekstrem menempatkan stres pada tubuh, terutama pada orang tua, dan ini dapat menyebabkan peningkatan kejadian stroke, terutama pada mereka yang memiliki faktor risiko lain seperti tekanan darah tinggi,” kata Leuck.

Memburuknya Penyakit Ginjal

Ginjal membantu tubuh untuk mengatur cairan. Dengan panas yang berlebihan, tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat, sedangkan ginjal membutuhkan cairan untuk berfungsi dengan baik. Cuaca panas ekstrem dapat meningkatkan risiko dehidrasi dan memperburuk kondisi ginjal.

“Ginjal membantu tubuh kita mengatur cairan, dan dengan panas yang berlebihan yang menyebabkan keringat berlebih serta stres pada tubuh, masalah ginjal dapat memburuk,” kata Leuck.

Topik Menarik