Alasan Wanda Hamidah Nekat Berlayar ke Gaza: Saya Tidak Bisa Melihat Orang Palestina Dibunuh

Alasan Wanda Hamidah Nekat Berlayar ke Gaza: Saya Tidak Bisa Melihat Orang Palestina Dibunuh

Gaya Hidup | sindonews | Jum'at, 19 September 2025 - 07:00
share

Artis Wanda Hamidah menyampaikan alasan kuat di balik keputusannya untuk ikut berlayar ke Gaza, Palestina bersama misi Global Sumud Flotilla. Ia menegaskan bahwa keberangkatannya bukan sekadar simbolis.

Menurut Wanda Hamidah, keputusannya untuk berlayar ke Gaza melainkan sebuah sikap nyata melawan kebungkaman dunia terhadap genosida yang menewaskan ribuan warga Palestina.

"Kenapa saya ingin pergi ke Gaza? Jawabannya sederhana. Saya tidak bisa hanya melihat orang-orang Palestina dibunuh secara brutal hari demi hari oleh zionis, dari bayi hingga orang tua, bahkan yang masih dalam kandungan," tulis Wanda dikutip dari Instagram @wandahamidahbsa, Jumat (19/9/2025).

Tekad Wanda Hamidah untuk Palestina

Baca Juga:Berlayar ke Gaza, Wanda Hamidah Terdampar di Kelibia Tunisia Akibat Kapal Bermasalah

Pesan Emosional sebagai Seorang Ibu

Mantan istri Chico Hakim ini menggambarkan keberangkatannya ke Gaza sebagai wujud empati mendalam, terutama karena dirinya adalah seorang ibu dari empat anak. Ia menilai bahwa penderitaan rakyat Palestina tidak berbeda dengan rasa kehilangan yang akan dirasakan seorang keluarga jika anak atau orang terdekatnya direnggut secara kejam.

"Saya seorang ibu dari empat anak, seorang anak perempuan, seorang saudara perempuan, seorang teman baik. Saya tidak bisa membayangkan diri saya tanpa mereka," jelasnya.

"Dan begitu juga orang-orang Gaza. Mereka memiliki hak untuk hidup sebagai manusia seperti kita," tambahnya.

Menolak Normalisasi Genosida

Artis sekaligus mantan anggota DPR ini juga menyoroti sikap sebagian pihak yang seolah mengabaikan tragedi kemanusiaan di Palestina. Menurutnya, membiarkan kekejaman terus berlangsung sama saja dengan menormalkan kejahatan perang yang dilakukan oleh zionis.

"Dan jika kita tidak melakukan apa pun tentang genosida yang terjadi setiap hari di depan mata kita, saya merasa seperti kita menormalkan pembunuhan brutal ini. Pembunuhan keji, kejahatan kemanusiaan yang tak terbayangkan oleh zionis," ujarnya."Ketika kita mulai menormalkan zionis, perilaku monster itu. Saya merasa seperti sampah. Saya merasa tidak berguna. Saya merasa tidak memiliki arti dalam hidup lagi," sambungnya.

Foto/Instagram @wandahamidahbsa

Baca Juga:Begini Kondisi Terkini Wanda Hamidah, Satu-satunya Wakil Indonesia dan Perempuan yang Berlayar ke Gaza

Hidup Tidak Lagi Normal

Artis 47 tahun itu mengungkapkan bahwa hidupnya tidak lagi bisa dianggap normal jika genosida yang terjadi di Gaza terus dibiarkan tanpa perlawanan. Ia menegaskan bahwa tragedi kemanusiaan tidak boleh dipandang sebagai rutinitas biasa, apalagi hanya menjadi tontonan pasif di tengah kehidupan sehari-hari.

"Hidup saya tidak bisa normal lagi. Anda tidak bisa menjadikan genosida sebagai 'bisnis seperti biasa' seperti Anda menonton genosida, Anda makan, menonton, Anda tidur, menonton, Anda arisan, menonton, Anda bermain padel. Anda tidak bisa," ungkapnya.

Doa dan Harapan di Tengah Perjalanan

Di tengah perjalanannya berlayar menuju Gaza, bintang film Rumah Iblis itu menyampaikan doa agar pelayaran yang ia tempuh bersama ratusan aktivis dunia mendapat perlindungan dan kemudahan dari Tuhan. Ia menegaskan bahwa misi ini bukan hanya perjuangan manusia, tetapi juga bagian dari keimanan dan keteguhan hati.

"Jadi di sini saya bahagia dan sehat berlayar ke Gaza. Semoga Allah menundukkan lautan, angin, matahari, bintang, bulan dalam pelayaran ini dan memudahkan perjalanan kami," ucapnya.

"Semoga Allah melindungi kami seperti Allah melindungi Nabi Musa AS dari pasukan Fir'aun. Semoga Allah memberikan keteguhan dan ketenangan dalam hati kami. Sejatinya tiada kekuatan, daya dan upaya kami melainkan dari Mu ya Allah, hanya dari Mu ya Allah," tandasnya.

Ibu empat anak itu resmi bertolak menuju Gaza pada 16 September 2025 menggunakan kapal terakhir bernama Kaiser dari Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia. Ia berangkat bersama aktivis dari Aljazair dan Tunisia setelah menunggu lebih dari dua minggu akibat sulitnya persiapan logistik dan ancaman keamanan dari Israel.

Meski banyak relawan dari berbagai negara memilih mundur karena khawatir dengan risiko tinggi perjalanan, ia tetap gigih bertahan hingga akhirnya dapat berangkat. Keputusan ini menunjukkan komitmen pribadinya untuk membela hak-hak rakyat Palestina, meski harus menghadapi ancaman besar di tengah lautan.Baca Juga:Ini Alasan Wanda Hamidah Jadi Satu-satunya Wakil Indonesia yang Berlayar ke Gaza

Misi Global Sumud Flotilla

Kehadiran Wanda dalam misi Global Sumud Flotilla bukan hanya sebagai aktivis kemanusiaan, melainkan juga representasi Indonesia di panggung internasional. Ia menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia sekaligus perempuan dalam rombongan tersebut.

Keikutsertaannya bertujuan untuk menembus blokade Israel serta menyalurkan bantuan kemanusiaan langsung ke Gaza. Wanda menegaskan bahwa perjuangan ini adalah bentuk nyata solidaritas internasional, sekaligus suara yang menolak kebungkaman dunia atas tragedi kemanusiaan yang terus terjadi.

Topik Menarik