Pangeran Hisahito Jadi Anggota Kekaisaran Pria Pertama yang Dewasa dalam 40 Tahun
Pangeran Hisahito resmi menjadi anggota keluarga Kekaisaran Jepang pria pertama yang mencapai usia dewasa dalam kurun waktu 40 tahun. Momen bersejarah ini menandai tonggak penting bagi monarki tertua di dunia tersebut.
Sebagai pewaris kedua setelah sang ayah, Putra Mahkota Akishino, kehadiran Pangeran Hisahito kini dipandang sangat krusial bagi masa depan Kekaisaran Jepang. Banyak pengamat menilai, statusnya bukan hanya simbol kedewasaan, tetapi juga harapan terakhir untuk menjaga keberlangsungan monarki yang telah berdiri lebih dari 15 abad.
Foto/AFPBaca Juga:Pangeran Hisahito Jalani Upacara Kedewasaan, Jadi Harapan Baru Kekaisaran Jepang
Pangeran Hisahito Jalani Upacara Kedewasaan
Pangeran Hisahito menjalani upacara kedewasaan di Istana Kekaisaran pada Sabtu lalu. Dalam prosesi yang penuh khidmat, para pelayan kerajaan melepas ikat kepala sutra hitam dari kepala Pangeran Hisahito, lalu menggantinya dengan mahkota dewasa yang diserahkan langsung oleh Kaisar Naruhito.Suasana hening membuat gemerisik kain sutra terdengar jelas, menambah nuansa sakral acara tersebut. Putra Mahkota Fumihito, Putri Mahkota Kiko, dan Putri Kako turut hadir mendampingi momen bersejarah itu.
Setelah menerima mahkota, sang pangeran menyampaikan rasa terima kasih kepada Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako, kemudian berjanji akan mengemban tanggung jawabnya sebagai anggota dewasa keluarga kekaisaran.
Perjalanan Pendidikan dan Minat Ilmiah
Hisahito, yang lahir pada 6 September 2006, kini tercatat sebagai mahasiswa baru di Universitas Tsukuba. Ia menekuni bidang biologi dengan fokus pada kehidupan serangga, terutama capung, yang telah lama menjadi minat pribadinya. Bahkan, ia sempat menulis makalah akademik terkait survei populasi serangga di lahan kekaisaran Akasaka.Dalam konferensi pers perdananya pada Maret lalu, Hisahito menegaskan keinginannya untuk melanjutkan penelitian di bidang serangga, termasuk cara melindungi ekosistem di kawasan perkotaan. Minat ilmiah ini dinilai sebagai potret seorang pangeran muda yang tidak hanya memikul tanggung jawab kekaisaran, tetapi juga menunjukkan kepedulian pada isu lingkungan.Baca Juga:Pangeran Hisahito Belum Ingin Menikah, Kekaisaran Jepang Terancam Krisis Suksesi
Dilema Suksesi Kekaisaran Jepang
Dilansir dari AFP, Minggu (7/9/2025), meski upacara kedewasaan menjadi tradisi penting, acara tersebut juga menjadi pengingat akan krisis suksesi dalam Kekaisaran Jepang.Kaisar Naruhito hanya memiliki seorang putri, Putri Aiko, yang secara hukum tidak dapat mewarisi takhta karena aturan yang membatasi suksesi hanya untuk laki-laki. Hal ini memperkuat posisi Hisahito sebagai satu-satunya pewaris generasi muda.
Saat ini, garis keturunan pria yang tersisa hanya terdiri dari Putra Mahkota Akishino dan Pangeran Hitachi yang sudah berusia 89 tahun. Kondisi ini memicu kekhawatiran serius karena monarki Jepang, yang telah bertahan lebih dari 1.500 tahun, menghadapi risiko kehilangan penerus.
Perbandingan Pendidikan Gusti Purbaya vs KGPH Mangkubumi yang Berebut Takhta Raja Keraton Surakarta
Perdebatan Panjang tentang Suksesi Perempuan
Isu mengenai kemungkinan kaisar perempuan sebenarnya pernah mencuat pada 2005, tetapi kandas setelah kelahiran Hisahito. Panel konservatif pada 2022 kembali menegaskan bahwa suksesi laki-laki harus dipertahankan.Namun, media besar Jepang seperti Yomiuri justru mendorong reformasi agar perempuan dapat mempertahankan status kerajaan meskipun menikah, bahkan memungkinkan mereka menjadi pewaris takhta.Banyak pihak menilai bahwa pembaruan aturan mutlak diperlukan. “Pertanyaannya bukan sekadar laki-laki atau perempuan yang mewarisi takhta, melainkan bagaimana menyelamatkan monarki itu sendiri,” ungkap mantan kepala Badan Rumah Tangga Kekaisaran Shingo Haketa.
Baca Juga:5 Fakta Pangeran Hisahito Pewaris Takhta Kekaisaran Jepang yang Baru Masuki Usia 18 Tahun








