5 Kesalahan Finansial di Usia 20-an yang Harus Dihindari Agar Tidak Bangkrut
IDXChannel—Apa saja kesalahan finansial di usia 20-an? Kesalahan dalam pengambilan keputusan terkait keuangan lumrah terjadi di kalangan anak muda. Selain belum paham literasi keuangan, anak muda rentan bertindak konsumtif.
Pada usia 20-an, anak muda masuk ke angkatan kerja dan mulai merasakan pengalaman menerima gaji untuk pertama kalinya, mulai membiayai diri sendiri, dan belajar mengatur keuangan sendiri.
Sehingga, lumrah terjadi kesalahan dalam pemakaian dan pengelolaan uang. Namun anak muda yang saat ini berusia 20-an, belum terlambat untuk memperbaiki dan membangun kebiasaan finansial yang lebih baik.
Kesalahan finansial yang tidak disadari dan tidak diubah akan berdampak pada kesejahteraan individu pada masa mendatang. Dampak negatif yang dapat dirasakan dalam jangka pendek adalah sulit menabung.
Melansir Huntington (17/6/2025), berikut ini adalah sejumlah kesalahan finansial di usia 20-an yang patut diwaspadai.
5 Kesalahan Finansial di Usia 20-an, Patut Dihindari dan Diwaspadai
1. Bergantung pada Kredit/Paylater
Post-Hajj Syndrome: Psikolog IPB University Jelaskan Rasa Hampa Usai Pulang dari Tanah Suci
Anak muda masa kini sudah familiar dengan fasilitas kredit dan paylater, bahkan fasilitas paylater adalah salah satu layanan keuangan yang banyak digunakan anak muda. Fasilitas ini dianggap mempermudah konsumen untuk berbelanja.
Kredit dan paylater memang dapat membantu, tetapi bunganya cukup tinggi jika nasabah membayar secara mengangsur. Bunga ini bisa saja tidak terasa bagi konsumen, tetapi jika dihitung lebih teliti, nilai bunga yang dibayarkan cukup besar.
Terus menerus bergantung pada kredit, tanpa membayar transaksi secara tunai/lunas sesudahnya, sama saja seperti menjebak diri pada siklus utang yang tak selesai-selesai.
2. Tidak Menabung
Tidak semua orang mampu dan pandai menabung. Ada banyak orang yang kesulitan menabung, mereka kesulitan konsisten menyisihkan uang, juga kesulitan berkomitmen pada rencana tabungan yang dibuatnya sendiri.
Menabung adalah kebiasaan yang perlu dibangun dalam waktu yang tidak sebentar. Seringkali anak muda menabung uang yang tersisa dalam sebulan, bukan menyisihkan sebagian uang untuk ditabung di awal.
3. Tidak Membatasi Lifestyle
Bagi orang yang baru merasakan nikmatnya menghasilkan gaji, adalah lumrah untuk menggunakan uang untukmembeli barang yang sebelumnya belum pernah dibeli karena keterbatasan biaya.
Saat menerima gaji juga artinya seorang anak tidak lagi dibiayai orang tuanya, tidak perlu meminta uang kepada orang tuanya. Ada masa-masa di mana anak-anak muda banyak menghabiskan uang secara impulsif untuk bergaul dan bergaya.
Namun masa-masa ini tidak boleh berlangsung seterusnya. Tidak sebaiknya kita membeli baju setiap bulan, setiap hari pergi ke coffee shop, seminggu sekali nongkrong, dan sebagainya.
Ada masanya kita harus mulai realistis mengelola uang untuk masa depan. Beri batasan pada tahun atau bulan ke berapa Anda mulai harus merencanakan dana darurat, investasi, dan tabungan siap pakai untuk masa depan.
4. Tidak Buat Budgeting
Budgeting atau perencanaan pengeluaran bulanan, adalah penyusunan alokasi pos-pos pembayaran dalam sebulan. Budgeting kebutuhan bulanan artinya menyusun budget biaya hidup selama sebulan.
Budgeting bukan sekedar menghitung dan mendapatkan angka uang, tetapi juga memahami berapa biaya hidup yang kita butuhkan untuk dapat menjalankan hidup dengan layak dan sejahtera.
Budget yang sudah dibuat juga dapat menjadi panduan pengeluaran untuk dipatuhi tiap bulan, sehingga individu dapat mengetahui dengan jelas dan pasti berapa jumlah pengeluarannya tiap bulan.
5. Tidak Mengedukasi Diri
Literasi keuangan adalah salah satu faktor penting yang dapat membawa individu ke spending habit dan money management yang lebih baik. Literasi keuangan membuat individu mengerti seluk beluk keuangan personal.
Namun tidak semua anak muda bersedia mengedukasi diri dengan literasi keuangan. Padahal pengelolaan keuangan dan investasi semakin baik hasilnya bila dilakukan sejak dini.
Hal-hal yang dibahas dalam literasi keuangan mungkin memang sulit dipahami bagi sebagian orang, tetapi jika Anda bersedia mengedukasi diri, maka Anda dapat mengambil keputusan lebih bijak.
Itulah beberapa kesalahan finansial di usia 20-an yang harus diwaspadai dan dihindari.
(Nadya Kurnia)