Zaskia Adya Mecca Terjebak di Mesir, Akses Long March ke Gaza Ditutup Total

Zaskia Adya Mecca Terjebak di Mesir, Akses Long March ke Gaza Ditutup Total

Gaya Hidup | sindonews | Selasa, 17 Juni 2025 - 09:00
share

Zaskia Adya Mecca terjebak di Mesir setelah akses long march ke Gaza ditutup total oleh otoritas setempat. Lewat unggahan di Instagram, ia menceritakan bagaimana dirinya bersama rombongan WNI lainnya terus diawasi intel dan dikawal mobil polisi, meski telah berpindah ke hotel berbintang.

Tak tanggung-tanggung, istri sutradara Hanung Bramantyo itu sampai memutuskan untuk pindah ke Hotel Hilton dengan harapan terbebas dari pengawasan intel Kairo, Mesir. Namun, Zaskia mengaku tetap dibayangi, dan gerak-geriknya serta rombongan lainnya yang tengah mengikuti misi Global March to Gaza ini terus diawasi dengan ketat.

“Udah pindah ke Hilton, taunya sama aja. Tetap diikutin sama satu mobil polisi dan rombongan intelnya,” tulis Zaskia Adya Mecca dikutip dari Instagram @zaskiadyamecca, Selasa (17/6/2025).

Menurutnya, panitia aksi telah memutuskan untuk memindahkan para peserta ke kota Ismailia. Namun, rencana tersebut terhalang karena seluruh akses dari Kairo menuju titik kumpul tersebut telah ditutup oleh pihak keamanan.

Baca Juga:Kunjungi Israel, Zaskia Adya Mecca Buat Wasiat untuk Hanung Bramantyo

Foto/Instagram @zaskiadyamecca

“Sudah ada keputusan dari panitia untuk kami bergerak ke Ismalilia. Tapi semua akses buat pergi sudah ditutup mereka,” jelasnya.

“Jadi tahanan hotel hari ini,” tambah ibu lima anak tersebut.

Dalam suasana yang semakin menegangkan, Zaskia mengungkap bahwa pihak keamanan setempat memberikan peringatan serius terkait keberadaan mereka. Ia menceritakan bahwa setiap kelompok berjumlah lebih dari lima orang akan terus dipantau dan dibuntuti selama sepekan penuh.

“Dia bilang karena situasi Kairo sedang tidak baik-baik saja, maka kami grup di atas lima orang akan selalu diikuti selama 1 minggu. Di manapun dan kapanpun,” ujarnya.Baca Juga:Zaskia Adya Mecca Ajarkan ke Anak Salat sebagai Kebutuhan, Tuai Kritik Netizen

Karena merasa terus diawasi dan mobilitas sangat terbatas, Zaskia, Ratna Galih, hingga Wanda Hamidah akhirnya memilih untuk tetap berada di kamar hotel sambil memantau perkembangan peserta lain yang berusaha mencapai titik kumpul di Ismailia.

“Akhirnya kita di kamar aja sambil pantau pergerakan temen-temen yang berhasil ke titik Ismalilia, sambil cari kemungkinan lain,” ungkapnya.

Zaskia juga menyoroti bagaimana pembatasan yang mereka alami ternyata bukan kasus tunggal. Ia mengungkap bahwa sebagian besar peserta aksi mengalami hal serupa, bahkan banyak yang ditahan dan dideportasi sebelum mencapai tujuan.

“Nggak sampai 30 persen peserta long march yang bisa sampai check point. Banyak yang seperti kami, bahkan juga ditahan juga deportasi,” ucapnya.Baca Juga:Zaskia Adya Mecca Sadar Risiko Banyak Anak, Sedih Tak Punya Waktu Sendiri

Ia menambahkan bahwa penghalangan terhadap pergerakan dari Kairo menuju Ismailia dilakukan secara sistematis, tidak hanya pada rombongannya, tetapi juga terhadap kelompok lain dari berbagai negara.

“Intinya mereka menahan semua pergerakan dari Kairo menuju Ismailia. Yang terjadi pada kami, banyak dialami oleh peserta lain juga ternyata,” tuturnya.

Situasi yang semakin tegang membuat Zaskia dan rombongan harus mengambil langkah hati-hati. Ia mengaku mendapat saran dari rekan-rekan di Kairo untuk menghentikan sementara semua aktivitas, termasuk long march dan unggahan di media sosial, demi menghindari risiko penahanan atau deportasi.

“Dan juga mereka nunggu celah untuk menahan atau pulangin kita. Jadi temen-temen di Kairo menyarankan, kami berhenti aktivitas long march juga posting sampai keluar dari kota ini,” bebernya.Dalam kondisi serba diawasi, mereka pun terpaksa bersikap layaknya turis biasa demi mengelabui aparat.

“Karena kita playing tourist, jadi harus terlihat betulan piknik. Naik kapal di Sungai Nile, mungkin kami tergalau si bapak,” paparnya.

Meski dihadapkan pada situasi sulit dan penuh tekanan, semangat Zaskia untuk mendukung perjuangan kemanusiaan tak surut. Ia menegaskan bahwa segala upaya yang mereka lakukan di Mesir adalah bagian dari komitmen yang lebih besar untuk membela Palestina.

“Sedih pastinya, tapi tidak patah semangat! Karena perjuangan justru baru dimulai. Kami nggak akan lelah mencoba semua cara untuk kemerdekaan Palestina,” tandasnya.

Topik Menarik