Endometriosis Terbukti Ganggu Kesuburan, Jangan Malu Deteksi! 

Endometriosis Terbukti Ganggu Kesuburan, Jangan Malu Deteksi! 

Gaya Hidup | inews | Jum'at, 13 Juni 2025 - 18:28
share

JAKARTA, iNews.id - Gangguan endometriosis terbukti memengaruhi kesuburan. Apakah masalah kesehatan ini bisa dideteksi dini? Jika bisa, bagaimana caranya?

Dokter Fertilitas dari Bocah Indonesia dr Steven Aristida, Sp.OG, Subsp.FER., mengatakan bahwa salah satu masalah yang kerap dialami pejuang dua garis biru adalah endometriosis. Gangguan ini kerap tersembunyi dalam perjalanan memiliki anak.

"Endometriosis terjadi ketika jaringan mirip lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim, seperti ovarium, saluran tuba, bahkan di belakang leher rahim," kata dr Steven dalam keterangan resmi, Jumat (13/6/2025).

Edukasi gangguan endometriosis oleh Bocah Indonesia. (Foto: Istimewa)

Masalahnya, lanjut dr Steven, jaringan ini tetap berdarah setiap bulan mengikuti siklus menstruasi, namun karena tidak bisa keluar dari tubuh, terjadilah peradangan, nyeri hebat, dan perlengketan organ yang dapat menghambat pembuahan.

"Banyak perempuan menormalisasi nyeri haid hebat, padahal itu bisa jadi tanda endometriosis. Apalagi kalau sampai mengganggu aktivitas, berhubungan intim terasa sakit, atau nyeri saat buang air. Itu tanda tubuh memberi sinyal," ujar dr Steven.

Lanjutnya, yang membuat endometriosis berbahaya adalah sifatnya yang diam-diam merusak. Banyak perempuan baru mengetahui keberadaan kondisi ini saat mereka menjalani program kehamilan setelah bertahun-tahun mencoba.

Bahkan, kasus tanpa gejala bisa tetap menyebabkan kista, peradangan, dan penyumbatan saluran tuba yang menghambat kehamilan alami.

Di sinilah pentingnya edukasi dan deteksi dini. Pemeriksaan rutin kesehatan reproduksi minimal setahun sekali sangat disarankan, bahkan bagi perempuan yang belum menikah atau belum aktif secara seksual.

"USG bisa dilakukan lewat anus (transrectal), bukan vagina, jadi tetap aman dan tidak menimbulkan rasa sakit," tambah dr Steven. Di kesempatan ini, dia menekankan stigma dan rasa malu tak seharusnya jadi penghalang untuk menjaga kesehatan reproduksi.

Endometriosis, kata dr Steven, bukanlah akhir dari segalanya. Dengan edukasi, deteksi dini, dan dukungan medis yang tepat, harapan untuk menjadi orang tua tetap terbuka lebar.

"Kami percaya setiap pasangan memiliki cerita dan kebutuhan berbeda. Karena itu, pendekatan kami selalu personal dan holistik," ujar dr. Pandji Sadar, CEO Bocah Indonesia.

Topik Menarik