Cerita Febi, Anak Penjaga Warung Kelontong Lolos UGM Tanpa Tes dan Raih Beasiswa Penuh
Di balik rumah sederhana di kawasan Sidoagung, Godean, Sleman, tinggal seorang calon mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang kisah hidupnya begitu menginspirasi.
Febiyanti Nur Mahmudah (18), anak bungsu dari empat bersaudara, membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk meraih mimpi menembus perguruan tinggi ternama.
Febi, sapaan akrabnya, dinyatakan lolos masuk UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tanpa tes, dan lebih membanggakan lagi, ia memperoleh beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) Pendidikan Unggul Bersubsidi 100 persen dari kampus impiannya.
Baca juga: Kisah Shareent, Lolos ke FEB UGM Tanpa Tes dan Bebas Biaya Kuliah Hingga Lulus
Kisah Pratama Arhan, Pemain Timnas Indonesia yang Dapat Beasiswa S1 dan S2 Udinus Semarang
Sehari-hari, Febi tinggal bersama ibunya, Siti Sofariyatun (61), yang menjadi tulang punggung keluarga sebagai penjaga warung sembako. Penghasilan sang ibu hanya sekitar Rp 50.000 per hari, atau sekitar Rp 1,2 juta per bulan—cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka."“Kebetulan saya memang suka belajar dan memasak. Walau uang saku saya hanya Rp 5.000 sampai Rp 7.000 per hari, saya selalu berusaha mengatur sebaik mungkin. Biasanya saya diantar ibu naik motor ke sekolah, pulangnya naik TransJogja,” katanya, melansir laman UGM, Kamis (12/6/2025).
Baca juga: Kisah 3 Lulusan Kedokteran UGM dengan IPK 4.00: Tangis Mengerjakan Skripsi Sudah Biasa
Ayah Febi, almarhum Ismuni Sutrisno, dahulu bekerja sebagai tukang fotokopi rumahan dan wafat pada 2021 karena diabetes. Sejak itu, ibunya memegang penuh peran sebagai orang tua tunggal dan pencari nafkah.
Namun kondisi itu tak pernah membuat Febi kehilangan semangat. Saat bersekolah di SMA Negeri 7 Yogyakarta, ia aktif di berbagai kegiatan, mulai dari OSIS, Peleton Inti, hingga komunitas sosial seperti Forum Anak Sleman.
Di tengah keterbatasan uang saku yang hanya Rp5.000 hingga Rp7.000 per hari, ia tetap mampu berprestasi akademik, bahkan masuk peringkat 7 tertinggi (eligible) di jurusannya.Baca juga: Kisah Rofidah, Anak Penjual Jerami Kuliah Gratis di UGM dan Bercita-cita Kerja di Kementan
“Saya memang suka belajar dan memasak. Biasanya saya berangkat sekolah diantar ibu naik motor, lalu pulangnya naik TransJogja,” cerita Febi, Kamis (12/6).
Cita-citanya mulia—ia ingin menjadi dosen atau terlibat langsung dalam dunia pemerintahan, karena sejak lama tertarik dengan isu-isu sosial dan politik. Maka dari itu, Febi mantap memilih Program Studi Politik dan Pemerintahan di FISIPOL UGM.
““Ketertarikan saya pada isu-isu sosial dan politik sudah sejak lama muncul. Saya ingin punya peran di masyarakat dan ikut membuat perubahan lewat jalur kebijakan atau pendidikan,” ujar Febi dengan penuh semangat.
Siti, sang ibu, tak kuasa menahan haru saat menceritakan putrinya. Sejak SD, Febi sudah langganan juara kelas dan dikenal mandiri. “Saya cuma bisa mendoakan agar dia tetap semangat dan tidak menyerah. Saya tahu dunia kuliah tidak mudah, tapi saya percaya dia bisa,” katanya dengan penuh haru.