10 Negara dengan Tingkat Obesitas Tertinggi di Dunia, Indonesia Posisi Berapa?
Negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia tersebar mulai dari Timur Tengah hingga Kepulauan Pasifik. Di mana hal ini menunjukkan bahwa krisis obesitas bukan hanya persoalan negara industri atau negara maju saja.
Menurut data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Global Obesity Observatory, negara-negara seperti Kiribati, Samoa, dan Mikronesia menempati posisi teratas dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Pola makan tinggi gula dan lemak, minimnya aktivitas fisik, serta pengaruh budaya menjadi faktor utama di balik lonjakan ini.
Obesitas tidak hanya berdampak pada penampilan fisik, tetapi juga berkaitan erat dengan risiko penyakit serius seperti diabetes tipe 2, hipertensi, stroke, dan beberapa jenis kanker. Kondisi ini juga memberikan beban besar bagi sistem kesehatan nasional, terutama di negara-negara yang belum memiliki sistem kesehatan yang tangguh.
WHO mengkategorikan seseorang sebagai obesitas jika memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih dari atau sama dengan 30. Meskipun BMI tidak sepenuhnya akurat untuk semua individu karena tidak mengukur distribusi lemak, BMI merupakan indikator umum yang digunakan untuk menilai risiko kesehatan populasi secara global.
Berikut adalah daftar 10 negara dengan tingkat obesitas tinggi di dunia, yang rata-rata mencatat angka 42,9 persen berdasarkan laporan World Population Review dan data WHO tahun 2022 dilansir dari Stars Insider, Rabu (11/6/2025).
10 Negara dengan Tingkat Obesitas Tertinggi di Dunia
Baca Juga:Obesitas Pria dan Wanita Ternyata Berbeda, Ini Ciri-cirinya Menurut Dokter
1. Samoa
Samoa merupakan salah satu negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia saat ini. Studi jangka panjang menunjukkan bahwa sejak akhir 1970-an, tren obesitas meningkat tajam di kalangan pria dan wanita. Kini, lebih dari setengah populasi tergolong obesitas, dan diprediksi bahwa angka ini akan terus meningkat seiring dengan perubahan pola makan dan menurunnya aktivitas fisik.2. Kepulauan Marshall
Lebih dari setengah populasi dewasa di negara ini mengonsumsi dua atau lebih minuman manis setiap hari, menjadikannya salah satu faktor utama meningkatnya prevalensi obesitas. Infrastruktur dan kebijakan publik yang lemah dalam mengontrol pemasaran makanan tidak sehat memperburuk kondisi ini.3. Kuwait
Survei menunjukkan hampir setengah dari populasi wanita di Kuwait atau 48 persen tergolong obesitas, sedangkan pria mencapai angka 36 persen. Gaya hidup tidak aktif, ditambah konsumsi makanan cepat saji dan tinggi lemak yang begitu dominan dalam kehidupan sehari-hari, membuat negara ini masuk daftar merah dalam epidemi obesitas global.4. Kiribati
Selain terbatasnya akses terhadap air minum bersih, masyarakat Kiribati sering mengganti air dengan konsumsi minuman manis berkarbonasi. Hal ini menyebabkan lonjakan tajam pada angka obesitas, terutama karena konsumsi gula yang tidak terkontrol dari usia muda hingga dewasa.5. Mikronesia
Negara kepulauan di Pasifik ini mengalami transisi budaya dan ekonomi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Ketergantungan terhadap makanan impor dan olahan menggantikan pola makan tradisional, sementara aktivitas fisik berkurang drastis akibat modernisasi, menjadikan Mikronesia sebagai salah satu negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia.Baca Juga:Waspada Perut Buncit, Ini 5 Makanan yang Bisa Bantu Cegah Obesitas
6. Qatar
Negara kaya di kawasan Teluk ini menghadapi tantangan kesehatan serius akibat perubahan gaya hidup yang ekstrem. Urbanisasi pesat, peningkatan pekerjaan kantoran, serta kecenderungan mengonsumsi makanan tinggi kalori dan rendah nutrisi menyebabkan angka obesitas melonjak. Tradisi makan besar dalam budaya lokal juga turut menyumbang tingginya indeks massa tubuh masyarakat Qatar.7. Mesir
Krisis obesitas di Mesir diperburuk oleh situasi politik dan ekonomi yang tidak stabil, termasuk inflasi pangan yang melonjak hingga lebih dari 60 persen. Akibat tekanan ekonomi tersebut, banyak masyarakat mengandalkan makanan murah dan mengenyangkan yang tinggi kalori, gula, serta lemak, ketimbang makanan bernutrisi seperti sayur atau kacang-kacangan. Perubahan pola makan inilah yang membuat tingkat obesitas melonjak drastis.8. Kepulauan Bahama
Obesitas di Bahama menunjukkan kesenjangan gender yang signifikan, dengan prevalensi lebih tinggi pada wanita. Penyebab utamanya adalah konsumsi makanan olahan yang tinggi dan minimnya aktivitas fisik, yang diperburuk oleh norma sosial budaya yang tidak mendorong gaya hidup aktif.9. Saint Kitts dan Nevis
Minuman manis merupakan bagian penting dari konsumsi harian. Terutama di kalangan remaja, dengan lebih dari 60 persen anak usia sekolah minum soda secara rutin. Angka kematian akibat penyakit tidak menular di negara ini juga mencapai 83 persen, sebagian besar dipicu oleh obesitas dan gaya hidup tidak sehat.10. Polinesia Prancis
Di wilayah ini, bentuk tubuh gemuk masih dianggap sebagai simbol status dan kesejahteraan, yang berasal dari tradisi lama. Ditambah lagi dengan arus globalisasi dan masifnya keberadaan restoran cepat saji di kota-kota seperti Papeete, angka obesitas terus meningkat.Baca Juga:Terlalu Banyak Kerja, Wanita Ini Alami Obesitas hingga Naik 20 Kg Setahun










