Idap Pendarahan Otak, Wanita Ini Tiba-tiba Tak Bisa Lagi Berbicara Bahasa Inggris

Idap Pendarahan Otak, Wanita Ini Tiba-tiba Tak Bisa Lagi Berbicara Bahasa Inggris

Gaya Hidup | sindonews | Selasa, 20 Mei 2025 - 16:20
share

Seorang wanita muda di China membuat para dokter bingung setelah secara tiba-tiba kehilangan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris, bahasa yang sebelumnya ia kuasai dengan lancar.

Kasus ini pertama kali terungkap melalui video yang diunggah oleh Direktur Departemen Bedah Saraf di Rumah Sakit Rakyat Provinsi Guangdong, Guangzhou, Dr. Wan Feng. Dalam video tersebut, seorang perempuan berusia 24 tahun terlihat dirawat setelah mengalami gangguan medis mendadak saat mengikuti kelas.

Wanita tersebut diketahui sebelumnya fasih berbahasa Inggris karena sempat menempuh pendidikan di luar negeri selama lebih dari satu tahun. Namun secara mengejutkan, setelah insiden itu, dia tidak lagi mampu mengucapkan satu kata pun dalam bahasa Inggris.

"Pasien ini masih bisa membaca dan memahami bahasa Inggris dengan baik, tetapi kehilangan total kemampuan untuk berbicara dalam bahasa itu," kata Dr. Wan Feng dalam keterangannya.

Foto/Oddity Central

"Yang menarik, dia tetap lancar berbicara dalam bahasa Mandarin dan Kanton," sambungnya dilansir dari Oddity Central, Selasa (20/5/2025).

Setelah dirujuk ke rumah sakit, wanita tersebut langsung mendapatkan pemeriksaan menyeluruh. Awalnya, tim medis menduga bahwa kondisi ini mungkin disebabkan oleh tumor otak yang memengaruhi pusat bahasa. Namun hasil MRI menunjukkan penyebab yang berbeda.

Pemeriksaan lanjutan menunjukkan adanya perdarahan di bagian motorik kiri otak, area yang berperan penting dalam produksi bahasa. Pendarahan inilah yang diyakini telah memengaruhi kemampuan wanita tersebut dalam berbicara bahasa Inggris, sementara bahasa ibu dan bahasa daerahnya tetap utuh.

Untuk mengatasi kondisi ini, wanita tersebut kemudian menjalani operasi otak guna mengurangi tekanan akibat pendarahan. Operasi berjalan dengan sukses, dan secara bertahap, ia mulai mendapatkan kembali kemampuannya berbicara dalam bahasa Inggris.

Usai masa pemulihan, wanita itu dinyatakan cukup sehat untuk kembali melanjutkan studinya di luar negeri. Pemulihan tersebut juga menjadi bukti bahwa kerusakan sementara di pusat bahasa dapat dipulihkan melalui tindakan medis yang tepat.

Kasus unik ini tidak hanya menarik perhatian kalangan medis, tetapi juga menuai reaksi heboh di media sosial. Banyak netizen yang meninggalkan komentar jenaka menanggapi kemampuan bahasa yang “hilang dan kembali” tersebut.

“Operasi apa ini? Bisa lancar bahasa Inggris habis dibedah otak? Saya juga mau!” tulis warganet.

"Dokter, saya ingin dijadwalkan operasi di Prancis, biar bisa fasih bahasa Perancis begitu bangun," kata warganet.

Meskipun sebagian besar komentar bernada humor, kasus ini memberikan wawasan menarik bagi dunia neurologi dan linguistik. Fenomena seperti ini, meskipun jarang terjadi, menunjukkan betapa kompleks dan terhubungnya sistem bahasa di dalam otak manusia.

Para ahli menyebut bahwa kejadian ini bisa dikategorikan sebagai gangguan neurologis langka yang memengaruhi kemampuan bahasa kedua atau ketiga yang dipelajari, sementara bahasa ibu tetap utuh. Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa bahasa pertama dan bahasa yang dipelajari kemudian memiliki pusat pemrosesan otak yang berbeda.

Topik Menarik